Antara kebijaksanaan ekonomi dan pembangunan ekonomi mempunyai kaitan yang sangat erat, khususnya bagi negara-negara yang sedang berkembang atau negara yang kurang maju (less-developed countries) sehingga berlaku ungkapan kaya suruh lumah lan kurebe dinulu seje rupane genigit tunggal rasane (bahasa Jawa), atau seperti mata uang logam antara bagian muka dan bagian belakangnya.
Sekarang ini hubungan antara kebijaksanaan ekonomi dengan pembangunan ekonomi telah menjadi hubungan antara genus dengan species, antara sistem dengan sub-sistem atau antara himpunan (set) dengan sub-himpunan (sub-set). Tujuan primer kebijaksanaan ekonomi adalah alokasi, distribusi dan stabilisasi. Pada mulanya tujuan pembangunan ekonomi yang terutama adalah pertumbuhan ekonomi atau hanya beberapa aspek dalam alokasi tetapi sekarang ini tujuan pembangunanpun intinya adalah allokasi, distribusi dan stabilisasi (Trilogi pembangunan dalam Repelita).
Demikian pula instrumen dan unsur yang diperlukan dalam kebijaksanaan ekonomi juga merupakan unsur dan instrumen yang digunakan dalam pembangunan ekonomi. Oleh sebab itu untuk mencari perbedaan antara unsur-unsur serta instrumen kebijaksanaan ekonomi dengan pembangunan ekonomi menjadi bertambah sulit, meskipun secara umum dapat dikatakan bahwa pembangunan ekonomi adalah kebijaksanaan ekonomi yang dilaksanakan dalam keadaan khusus.
Kejumbuhan antara unsur-unsur kebijaksanaan ekonomi dengan pembangunan ekonomi dapat ditemukan hampir di dalam setiap buku mengenai ekonomi pembangunan termasuk karangan Kindleberger, Ellsworth, Baldwin dan lain-lain. Demikian pula kaitan antara kebijaksanaan fiskal, kebijaksanaan ekonomi dengan pembangunan ekonomi dan khususnya kebijaksanaan pembangunan. Antara ketiganya juga telah menjadi demikian eratnya sehingga telah menjadi hubungan antara sistem sub-sistem, genus-species, set-sub-set. Ketiganya mempunyai unsur-unsur yang kira-kira hampir bersamaan.
Sumber
Sekarang ini hubungan antara kebijaksanaan ekonomi dengan pembangunan ekonomi telah menjadi hubungan antara genus dengan species, antara sistem dengan sub-sistem atau antara himpunan (set) dengan sub-himpunan (sub-set). Tujuan primer kebijaksanaan ekonomi adalah alokasi, distribusi dan stabilisasi. Pada mulanya tujuan pembangunan ekonomi yang terutama adalah pertumbuhan ekonomi atau hanya beberapa aspek dalam alokasi tetapi sekarang ini tujuan pembangunanpun intinya adalah allokasi, distribusi dan stabilisasi (Trilogi pembangunan dalam Repelita).Demikian pula instrumen dan unsur yang diperlukan dalam kebijaksanaan ekonomi juga merupakan unsur dan instrumen yang digunakan dalam pembangunan ekonomi. Oleh sebab itu untuk mencari perbedaan antara unsur-unsur serta instrumen kebijaksanaan ekonomi dengan pembangunan ekonomi menjadi bertambah sulit, meskipun secara umum dapat dikatakan bahwa pembangunan ekonomi adalah kebijaksanaan ekonomi yang dilaksanakan dalam keadaan khusus.
Kejumbuhan antara unsur-unsur kebijaksanaan ekonomi dengan pembangunan ekonomi dapat ditemukan hampir di dalam setiap buku mengenai ekonomi pembangunan termasuk karangan Kindleberger, Ellsworth, Baldwin dan lain-lain. Demikian pula kaitan antara kebijaksanaan fiskal, kebijaksanaan ekonomi dengan pembangunan ekonomi dan khususnya kebijaksanaan pembangunan. Antara ketiganya juga telah menjadi demikian eratnya sehingga telah menjadi hubungan antara sistem sub-sistem, genus-species, set-sub-set. Ketiganya mempunyai unsur-unsur yang kira-kira hampir bersamaan.
Sumber
Kapita selekta ekonomi Indonesia Oleh Soetrisno P. H.
