Kata “fasisme” hampir tidak dikenal
di eropa sampai tahun 1920, ketika kata itu diadopsi oleh Benito
Mussolini (Italia) sebagai nama untuk gerakan revolusioner barunya
fasisme berasal dari bahasa latin fasces yang berarti (ikatan). Pada
tahun 1920 Mussolini mengadopsi dan memberikan nama yang mirip fasci
kepada kelompok bersenjata yang dia harapkan akan membawanya kepada
kekuasaan(Purcel,Hugh.2000.Fasisme.INSIST press:Yogyakarta.hal 2-3)
Ciri penting semua gerakan fasisme
adalah mereka meletakkan negara sebagai pengatur dan pusat seluruh
sejarah dan kehidupan serta pada otoritas imamah yang terbagi dari para
imam dan pemimpin dimana rakyat sangat tergantung harapan untuk menjaga
kesatuan dan persatuan bangsa, terbebas dari disintegrasi.
Menurut doktrin fasis, negara harus
totaliter. Ini berarti negara harus memiliki kekuasaan total diatas
semua aspek kehidupan yang setiap anggota-anggotanya. Disana hanya ada
satu partai politik yang setiap orang memberikan suara, partai ini adaah
pemerintah. Bagi orang-orang fasis, demokrasi sedikit lebih baik dari
pada chaos. Mereka percaya bentuk pemerintahan yang mengijinkan warga
negaranya memberikan suara seperti yang mereka suka kepada banyak partai
mendorong keegoisan dan akan berakhir dalam anarkhi.
Fasis mempercayai bahwa manusia
adalah predator (hewan pemangsa buas) atau Gladiator (petarung manusia
yang duel/melawan binatang buas dalam masa Romawi kuno) bukan hanya
pembenaran mereka untuk mendukung negara yang seluruhnya sangat kuat.
Motif mereka adalah penjagaan diri sendiri sebagai kepercayaan arogan
bahwa bangsa mereka pantas untuk dominan dan bahwa ras mereka supserior
terhadap yang lainnya dan menganggap bangsa lain adalah bangsa yang
primitif. Nasionalisme dan rasioalisme merupakan gambaran paling terkuat
dari fasisme pada tahun 1930-an.
Nazi Jerman ingin mempersatukan orang-orang Jerman di Austria dan Chekhoslovakia dan memberikan mereka lebensraum
(ruang hidup) dengan memberluas ke Eropa Timur. Fasis Italia ingin
menghidupkan kembali dominasi latin kuna atas partai Mediteranian.
Bagaimanapun, Hitler bercita-cita menjadi artis dan Mussolini menjadi
jurnalis.
Mussolini pernah berkata “fasisme
bukan hanya partai, ia adalah rezim; ia bukan hanya suatu rezim tetapi
kepercayaan; ia bukan hanya sebuah kepercayaan tetapi agama”. Pemimpin
fasis antara tahun 1920-1945 adalah diktator. Dua orang yang mencapai
kekuasaan penuh, Mussolini dan Hitler menggunakan mesin demokratik dari
pemilihan dan tawar menawar politik. Untuk mencapai itu, tetapi sekali
lagi mereka mengambil alih pemerintah mereka dengan cara
mengonsentrasikan seluruh kekuasaan di tangan mereka. Kata-kata mereka
adalah hukum; kekuasaan mereka tidak diperiksa oleh kabinet, parlemen
atau pemilihan umum.Ajaran ini terilhami kekuasaan Monarki Absolut Raja
(pemimpin kekuasaan) yang dimana pemimpin memiliki kekusaan penuh
terhadap hukum yang dibuatnya.
Fasis mempercayai bahwa negara yang
kuat memerlukan diktator pada para pimpinannya. Sebenarnya, pemimpin
fasis tidak suka disebut diktator. Mereka lebih suka istilah lain
seperti (“fuehrer”, “duce”, atau “caudillo”) yang berarti sama.
Pada basis sejarah faisme di Jerman
dan Italia merebut kekuasaan karena mereka bersikap sebagai pembela
negara, pemenang hukum dan tata tertib, melawan ancaman komunis.
Latar Belakang Terjadinya Fasisme
Fasisme mulai ketika Perang Dunia I
dan berakhir pada tahun 1918. perang menyebarkan benihnya ditanah
Italia dan Jerman. Tanpa Mussolini dan Hitler benih-benih ini tidak akan
tumbuh di dalam tatanan fasisme, berkat merekalah fasisme hidup.
Kekuatan Nasionalisme
Benih pertama adalah nasionalisme.
Jerman merasa bahwa negara mereka dipermalukan oleh kekalahan mereka
terutama dalan perjanjian versailles yang ditandatanganinya. Jerman
dipaksa untuk menyerahkan teritori, khususnya ke Polandia dan Austria
tentara dikurangi menjadi 100.000 orang walaupun ini muncul dari perang
kehormatan. Jerman sangat marah karena tuduhan bahwa mereka adalah
penyebab dari perang dan juga yang kalah.Ini sudah jadi hukum perang
dimana pihak yang kalah harus membayar kerugian perang.karena pada
waktu perang Dunia 1 bangsa Jerman atau sering disebut “Panser’ kalah
melawan Austria dan para sekutu.
Bangsa Italia mempunyai dendam
serupa yang mendalam. Walaupun mereka bergabung dalam perang pada
aliansi yang menang pada tahun 1915, mereka ditipu akan hasil
kemenangan. Mereka kehilangan setengah juta laki-laki, dengan hampir
satu juta lainnya terluka dan sebagai gantinya konferensi perdamaian
versilles.
Pada kedua negara ini, orang-orang
mantan dinas militer menggabungkan diri dalam asosiasi, sebagian untuk
menjaga semangat perkawanan dan patriotisme selama perang, sebagian
untuk balas dendam atas kekalahan. Keduanya punya kebiasaan mengganggu
para politisi, yang disalahkan atas penghinaan negara mereka, mereka
memukul habis-habisan sosial dan komunis yang dituduh mencoba
menggulingkan pemerintah(www.yahoo.com)
Kegagalan Ekonomi
Benih kedua tumbuhnya fasisme
adalah kemiskinan. Ketika banyak rakyat Jerman dan Italia merasakan rasa
penghinaan nasional, banyak yang lebih merasakan penghinaan pribadi
disebabkan oleh pengangguran dan kehilangan uang akibat perang Dunia 1.
Antara tahun 1918 dan 1923 kedua
negara menderita bencana ekonomi. Setiap negara mengakhiri perang dalam
hutang, kecuali AS. Kemiskinan di Italia membuat hutang ini dalam jumlah
yang sangat besar. Pada tahun yang sama biaya hidup lebih tinggi,
ratusan ribu rakyat Italia tak ada pekerjaan.
Kemiskinan di Jerman merupakan
harga kekalahan untuk pembuat perdamaian di versailles mengatur bahwa
Jerman harus membayar perbaikan-perbaikan suku rekening untuk
kerugian-kerugian pemenang.
Frustasi akan Demokrasi
Pada pertengahan kekalahan dan
depresi demokrasi berjuang untuk tetap hidup. Kekecewaan dengan
demokrasi merupakan benih ketiga yang disebarkan oleh perang. Di kedua
negara pemerintah disalahkan akibat perang. Di Italia parlemen yang
dipilih secara demokratik menentang masuknya Italia ke dalam perang.
Raja dan kabinet telah menolak itu. Langkah pertama Mussolini ke fasisme
adalah kebencian akan politik dan korupsi di dalam pemerintahaan
Italia.
Di Jerman istilah penyerahan dari
friendensdiktat (perdamaian yang diperitah) versailles telah
ditandatangani oleh pemerintah republik yang baru dibentuk setelah
kaisar melarikan diri.
Bahkan tanpa korupsi dan stigma
kiri oleh perang, sistem demokrasi di Italia dan Jerman sulit untuk
bertahan hidup. Di kedua negara itu pemeritahan begitu lemah sehingga
lembaga yang sangat kuat didalam negara seperti tentara dan pengadilan
berada di luar kontrol mereka.
Ketakutan akan komunisme
Pada tahun-tahun segera sesudah
tahun 1918 muncul kemungkinan besar bahwa demokrasi di Italia dan Jerman
akan diakhiri oleh komunisme dari para fasisme. Perang telah
menggulingkan tahta keluarga kerajaan yang berkuasa di Eropa dan
melemparkan struktur politik dan sosial benua ke dalam tempat yang
berlumpur.
Di Jerman pada tahun 1919 kelompok
komunis, spartakis, hampir mengambil alih Berlin dan pada tahun yang
sama republik Soviet sebenarnya berdiri di Munich untuk beberapa minggu.
Di Italia, pada tahun 1920, komunis menduduki pabrik-pabrik di Turin
dan Milan.
Bagi berjuta-juta orang Italia dan
Jerman yang menginginkan hanya ketertiban dan stabilitas, tahun-tahun
setelah Perang Dunia I merupakan tahun-tahun penghinaan nasional,
kesengsaraan ekonomi, kekecewaan terhadap demokrasi dan ketakutan akan
komunisme.
Naiknya Mussolini
Benitto Mussolini dilahirkan pada
tanggal 29 Juli 1883. Ayahnya merupakan pandai besi yang miskin yang
mewariskan kepada putranya 3 minat utama: politik revolusioner, minum
dan wanita(www.weikemedia.com).
Pada dasarnya Mussolini adalah apa
yang orang-orang Italia panggil Condottiere, yang berarti petualang,
laki-laki di tindakan yang bergairah oleh ide-ide baru(www.google.com)
Pola hidup Mussolini berpura-pura
mencegah revolusi oleh komunis sementara, dalam pernyataannya ia sedang
mempercepat revolusi oleh fasis. Dengan masyarakat Italia di belakang
sekarang ia memahami gerakan kekerasannya sendiri oleh kekuasaan. Taktik
yang paling jelas dari semuanya adalah dengan sederhana menciptakan
ketidaktertiban dan hingga mendiskreditkan pemerintahan demokratik
bahkan lebih jelas.
Pada musim gugur 1922 Musslini
merasa cukup kuat untuk mengintimidasi pusat pemerintahan sendiri. Ia
memerintahkan fasisnya untuk berbasis di Roma. Ini berarti bahwa
Mussolini di tawarkan pos Perdana Menteri dalam kondisi pemerintahan.
Ketika Mussolini mendengar berita ini, ia pergi ke Roma dan menyambut
kaki fasisnya yang lebih dengan berita bahwa mereka telah menang.
Kenaikan Hitler
Adolf Hitler yang dilahirkan di
Braunau, Austria pada 20 April 1889 memang terkenal sebagai seorang
orator, jago pidato (www.google.com). Betapa pun dianggap bertanggung
jawab atas kematian puluhan juta jiwa semasa perang dunia II (ke
banyakan bangsa Yahudi), Adolf Hitler akan tetap di catat sebagai
penentu sejarah dunia, membawa Jerman keluar dari cengkraman sekutu dan
bangkit menjadi penguasa Eropa.Ia menganggap bangsa Jerman (Ras Arya)
merupakan bangsa yang mulia (agung) sedangkan bangsa lain dia anggap
bangsa Barbar (bangsa primitif) khusus bangsa Yahudi .Tak heran jika
banyak ahli sejarah politik, bahkan kejiwaan, lalu tertarik membedah
profil Hitler secara mendalam. Nazi, partai berpengaruh yang ia pimpin,
serta The Third Reich, visi masa depan Jerman yang ia perjuangkan,
memang merupakan fenomena tersendiri. Begitu pula dengan angkatan perang
Jerman yang merangsek begitu cepat ke negara-negara sekitar Jerman
(Angkasa,2006,kedigdayaan Nazi Jerman (1933-1945) )
Berbagai penilaian di berikan oleh
pengamat sejawat dan orang-orang yang pernah ada di dalam lingkarannya
ada yang menyebutnya sebagai nasionalis sejati, orator yang sanggup
mempengaruhi orang, penjahat perang yang sadis, psikopat,seorang
diktator yang kejam,Tetapi ada pula yang menyebutnya sebagai pemimpin
agung serta pemimpin yang lembut dan lemah yang kebapakan.Sampai-sampai
para pengikutnya rela mati misalnya pada waktu hancurnya pemerintahanya
yang wilayah Jerman di kuasai oleh Uni Soviet para pendukung setia
meminum racun (bunuh diri) .
Apapun itu keputusannya untuk bunuh
diri di ujung keambrukan Jerman Nazi harus dianggap sebagai akhir dari
sebuah kisah besar yang ironis sekaligus tragis. Ia berhasil membawa
keluar rakyatnya yang tengah di dera depresi ekonomi hebat, mampu
membangun angkatan perang hingga terdigdaya di Eropa, namun justru
memilih mengakhiri hidupnya dengan menelan racun dan menembakkan pistol
ke mulut. Bersama istrinya, Eva Braun, ia bunuh diri di bunker bawah
kota Berlin pada 30 April 1945, ia menyatakan merasa terhormat mati
bunuh diri ketimbang menyerah kepada tentara Rusia atau dihadapkan ke
Pengadilan Perang. Yang begitu luar biasa, ambisi menguasai Eropa tak
pernah padam hingga ia memutuskan bunuh diri.Tapi jasad Hitler gak ada
yang menemukan.Ini yang menjadi persoalan,apakah Hitler mati bunuh diri
?atau memang di bunuh.
Pengaruh Fasisme Terhadap PD II
Eropa antara tahun 1933 sampai
1945, masa itu praktis tak ada kejadian fenomenal selain kemunculan
fasisme dan geliat kehebatan NAZI. Dibawah kepemimpinan Adolf Hitler
yang hanya mantan kopral, ajaran ini nyaris menguasai kontinen Eropa
lewat gebrakan Reich ketiga. Sekutu bahkan harus berhitung sepuluh kali
menghadapinya, mengingat angkatan perang yang dikendalikan begitu kuat
dan mampu menggilas Austria, Polandai, Cekonslovakia dan Uni Soviet (
Rusia) dengan cepat.
Fasisme bersama Hitler dan
Mussloini, Jerman dan Italia memang seperti dilahirkan kembali. Mereka
telah dikalahkan dalam Perang Dunia I, namun “penghinaan” yang tercantum
dalam perjanjian versailles 1919 telah membangkitkan semangat untuk
kembali menguasai Eropa. Bersama Jepang dan Italia, Jerman bahkan nyaris
memimpin dunia kalau bom atom yang mereka rancang lebih dulu selesai
dari bom atom AS. Daya tariknya terpancar dari kehebatan organisasi
kesatuan para militernya, angkatan perang, serta kecemerlangan ilmuannya
sebagai salah satu bagian sejarah dunia yang cukup menonjol.
Perang yang digelar Jerman tak
hanya meliputi kawasan Eropa saja tapi mencakup kawasan Afrika. Khusunya
Afrika Utara. Pertempuran yang berkecamuk di Afrika memang tidak
dimulai oleh jerman melainkan oleh tentara Italia dibawah komando
diktator Benitto Mussolini. Sebelum memulai perang di Afrika, yaitu
menyerbu Mesir. Mussolini merupakan sahabat baik Hitler. Akan tetapi
keduanya diam-diam saling unjuk gengsi. Ketika Hitler memutuskan
menyerbu Rusia, Mussolini ternyata tak mau kalah. Ia juga memutuskan
menyerbu Mesir.
Rencana Jepang untuk Asia
Jepang tentu saja mempunyai
gambaran fasis. Kekuatan diktator dipegang oleh tentara atas nama
kaisar. Di Jepang kekuasaan politik kepunyaan petugas tentara muda dari
latar belakang sederhana (seperti Hitler dan Mussolini) yang mencela
“aliansi korupsi” antara partai politik dan para kapitalis dan
menyerukan revolusi “sosialis nasional”. Jadi, ketika memuliakan masa
lalu nasional mereka yang dilambangkan dengan kerajaan, mereka
menganggap diri mereka sendiri sebagai elit modern yang menyebabkan
revolusi sosial dan ekonomi.
Mereka percaya bahwa negara
berharga untuk segala hal, individu boleh dikatakan tidak ada artinya,
mereka percaya pada kebijakan luar negeri yang agresif untuk mencapai
autarki dan “ruang hidup”. Ambisi mereka adalah menaklukkan Asia Timur
dan membentuk “Asia Timur yang hebat” diperintah oleh Jepang. Di bawah
Jepang ekstremis tentara terbatas kesuksesannya, sebenarnya kekuasaan
mereka mulai menurun pada pertengahan 1930-an, tapi di Asia Timur,
Jepang dari tahun 1931 maju menuju kerajaan yang sangat besar.
Rencana Nazi untuk Eropa
Perang di Eropa bukanlah perang
benar-benar melawan fasisme, ini pada dasarnya melawan Nazisme dan
khususnya perang melawan Hitler. Pada waktu itu, betapapun banyak fasis
menyadari bahwa Nazi berjuang dalam perang bukan sebagai perang salib
fasis tetapi untuk ambisi nasionalis dan rasialis Hitler.
Agresi diplomatik Hitler sampai
permulaan Perang Dunia II pada 1939 didukung oleh fasis Eropa. Mereka
menganggap itu nasionalisme gaya lama yang baik. Pencaplokan kekuatan
Jerman akan Austria dan Sudentenland daerah Cechoslovakia pada 1938,
penyerbuan militer Jerman akan Polandia pada tahun 1939 dilihat hanya
sebagai balas dendam untuk perjanjian versailles dan sebagai usaha yang
patut di puji untuk menyatukan kembali Reich Jerman.
Selama perang berkembang tetapi
fasis Eropa menemukan bahwa tidak ada tempat yang nyata bagi gerakan
mereka dalam orde baru Hitler untuknya. Itu adalah rencana realis Hitler
untuk Eropa Timur yang menakutkan. Sebagian besar fasis, seperti yang
ia jelaskan dalam Meinkampt, Hitler percaya bahwa ras superior Arya
membasmi atau mengikuti sebagai budak yahudi dan slav yang lebih rendah
supaya tegas dalam tempat kerajaan “Arya” diperintah semata-mata dalam
kepentingan akan ras jagoan
sumber : http://sejarah.kompasiana.com