Hallo sobat setia blogger , kali ini gua mau posting tentang kegiatan gua di masyarakat. ini kegiatan dilaksanakan di daerah kulonprogo jogjakarta bro, pasti tau semua kan? hehe :) lokasi tepatnya di daerah dlingo kulonprogo . inti dari kegiatan yang gua lakukan bersama kelompok gua ni pemberdayaan masyarakat dimana pada kegiatanya kami melakukan kegiatan peningkatan keterampilan untuk warga belajar . banyak tujuan yang kami harapkan dalam kegiatan ini, salah satunya yaitu untuk meningkatkan life skill mereka agar kelak mereka lebih memiliki wawasan untuk memanfaatkan peluang sebagai potensi yang ada di daerahya,
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Perempuan tak lepas dari perannya dalam berbagai hal.
Baik di dalam politik, ekonomi, sosial, terutama di dalam bidang pendidikan.
Terbukti dengan banyaknya tokoh perempuan, baik lokal, nasional, maupun
internasional di dalam berbagai bidang kehidupan berbangsa dan bernegara.
Terlebih di bidang pendidikan sebagai pilar pokok dalam kiprahnya. Hal itu
karena perempuan dianggap sebagai manusia yang mudah dekat dengan berbagai
pihak, dalam hal ini anak didik. Ketika perannya di keluarga sebagai seorang
ibu, maka perempuan tersebut adalah guru pertama bagi anaknya yang mengajarkan
tentang bahasa, komunikasi, cara mencari dan menerima asupan makanan serta
pendidikan. Bahkan secara keseluruhan, dialah yang pertama dan merawat serta
menjaga proses tumbuh kembang anak-anaknya.
Namun di dalam dunia pekerjaan
dapat kita lihat yang terjadi antara pekerjaan laki-laki dan perempuan.
Konstruksi pekerjaan yang dilekatkan oleh masyarakat secara turun temurun ini
membentuk konsep gender yang salah. Dimana terdapat perbedaan pekerjaan yang
sangat jelas antara pekerjaan yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan.
Dahulu laki-laki diharapkan selalu dapat bekerja diluar rumah untuk mencari
nafkah agar dapat menghidupi keluarganya sedangkan perempuan lah yang harus
bekerja di dalam rumah. Jadi pekerjaan rumah adalah bagian perempuan.
Konsep kesetaraan gender ini
yang harus diperhatikan oleh pemerintah dimana nantinya dapat menjadi salah
pemaknaan dan akan menimbulkan konflik dan kesenjangan antara laki-laki dan
perempuan. Pekerjaan-pekerjaan yang selama ini digeluti oleh masayarakat pada
umumnya belum responsif gender. Pekerjaan-pekerjaan yang ada masih
membedakan pekerjaan perempuan dan pekerjaan laki-laki. Misalnya, dalam sebuah pabrik pada umumnya laki-laki
bekerja sebagai mandor atau pemimpin sedangkan perempuan bekerja sebagai
administrasi atau buruh yang berada dibawah lai-laki. Sebenarnya hal yang
menyebabkan keadaan perempuan jarang menduduki posisi yang penting yaitu karena
adanya pemahaman mengenai bahwa perempuan ketika bekerja kurang maksimal karena
ada keadaan dimana wanita cuti untuk melahirkan. Hal inilah yang menjadikan
posisi perempuan dalan bidang pekerjaan kurang memiliki peran.
Melihat fakta yang ada di
dalam masyarakat sekarang ini maka diharapkan pemerintah mampu memberi peluang
kepada perempuan untuk bekerja sesuai apa yang diminati dan di inginkan
perempuan. Sosialisasi mengenai perlunya emansipasi wanita atau perempuan dalam
bidang pekerjaan dapat memberikan stimulus para perempuan untuk berkarir di
ranah publik atau diluar rumah. Sosialisasi emansipasi wanita nantinya
juga didalamnya dijelaskan bahwa perempuan berhak untuk bekerja sesuai apa yang
diinginkan. Tentunya perempuan juga dapat bekerja yang sama dengan apa yang
dikerjakan laki-laki. Namun bukan kuantitas yang diukur tapi adalah perempuan
bisa bekerja sebaik yang dapat dikerjakan laki-laki. Ukuran wanita dan pria
bukan didasarkan pada kekuatan fisik namun kemampuan yang dimiliki para
perempuan untuk dapat bekerja yang dapat dilakukan oleh laki-laki.
Keadaan seperti yang telah
digambarkan diatas juga dirasakan oleh ibu-ibu yang berada di Dukuh Dlingo, Banyuroto, Nanggulan, Kulonprogo.
Dimana ibu-ibu tersebut hanya bekerja didalam rumah, mengurus anak dan
membereskan rumah saja. Sedangkan suami dari ibu-ibu tersebut mencari nafkah
diluar rumah. Bapak-bapak yang berada di dukuh dlingo, banyuroto, nanggulan, kulonprogo rata-rata bermata pencaharian
sebagai petani. Selain itu di dukuh Dlingo, Banyuroto, Nanggulan, Kulonprogo tersebut terdapat sebuah TPS (Tempat Pembuangan Sampah) yang
didirikan oleh pemerintah pada bulan September tahun 2010 lalu. TPS tersebut
didirikan dengan tujuan agar warga sekitar memiliki wadah dalam menampung
sampah-sampah rumah tangga, dan warga Desa Banyuroto yang berprofesi sebagai
pemulung dapat menampung hasil sampahnya di TPS Banyuroto untuk dipilah-pilah
terlebih dahulu sebelum dijual ke pengepul. Pemulung yang bekerja di TPS
Banyuroto tersebut berjumlah 7 orang yang rata-rata dari mereka berjenis
kelamin perempuan.
TPS
Banyuroto menampung berbagai macam jenis sampah diantaranya terdapat sampah
organik dan anorganik. Sampah
organik yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran,
daun-daun dan sebagainya. Sedangkan sampah anorganik yaitu sampah yang tidak
mudah membusuk atau sangat sukar untuk diuraikan oleh mikroorgnasime seperti
sampah plastik, kaleng, kertas, botol dan sebagainya. Sampah
yang masih layak pakai dijual oleh pemulung ke pengepul, sedangkan sampah yang
tidak layak pakai ditimbun di TPS Banyuroto sehingga semakin hari sampah
tersebut semakin menumpuk.
Menumpuknya sampah di TPS Banyuroto di rasa mulai mengganggu aktivitas
warga sekitar. Sampah yang tidak dikelola dengan baik tersebut akan semakin
menumpuk sehingga dapat mengakibatkan berkurangnya keindahan lingkungan
disertai bau busuk sampah tersebut. Dipihak lain sampah sebenarnya dapat juga
menjadi salah satu sumberdaya penting dalam mengangkat perekonomian warga
sekitar TPS Banyuroto. Kondisi ini akan terjadi apabila warga memiliki
pengetahuan mengenai pemanfaatan dan pengolahan sampah dengan baik dan benar.
Melihat
keadaan tersebut, kelompok kami akan mengadakan suatu program penyuluhan dan
pelatihan pengolahan sampah khususnya bagi ibu-ibu dukuh Dlingo, Banyuroto, Nanggulan, Kulonprogo agar ibu-ibu tersebut dapat
berdaya, tidak hanya berdiam diri dirumah saja, namun dengan diadakannya
penyuluhan dan pelatihan ini para ibu-ibu tersebut juga dapat mengetahui cara
pengolahan sampah menjadi ketrampilan yang dapat bernilai ekonomis dan dapat
membantu suami mereka dalam meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga. Selain
itu dengan adanya penyuluhan dan pelatihan ini terwujud lah lingkungan dukuh
Dlingo, Banyuroto, Nanggulan,
Kulonprogo yang bersih, sehat, murni, dan indah.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana cara menumbuhkan kesadaran Ibu-ibu Dukuh Dlingo, Banyuroto,
Nanggulan, Kulonprogo akan pentingnya mengolah sampah?
2.
Bagaimana cara memberikan
pengetahuan tentang pengolahan sampah terhadap ibu-ibu Dukuh Dlingo, Banyuroto,
Nanggulan, Kulonprogo?
3.
Bagaimana cara menumbuhkan kepedulian ibu-ibu Dukuh Dlingo, Banyuroto,
Nanggulan, Kulonprogo akan kebersihan dan kesehatan lingkungan?
4.
Bagaimana cara memberikan keterampilan mengolah sampah yang baik kepada
ibu-ibu Dukuh Dlingo, Banyuroto, Nanggulan, Kulonprogo?
C.
Waktu
dan Tempat
a. Tempat
Adapun
tempat/lokasi pelaksanaan Program Pemberdayaan Perempuan yang kami
selenggarakan ini bertempat di disalah satu rumah warga dukuh
Dlingo, Banyuroto, Kulonprogo ( rumah Oetari Wahyu Wardhani).
b.
Waktu
Adapun
waktu pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai berikut :
Pertemuan / Kegiatan
|
Hari / Tanggal
|
Materi
|
Tempat
|
Pemateri
|
Perencanaan
|
Jumat, 15 November 2013
|
Perencanaan terkait dengan program pemberdayaan perempuan yang akan kita
selenggarakan
|
Kampus FIP UNY
|
Panitia program pelatihan
|
Pelaksanaan:Kegiatan
Sosialisasi
|
Selasa, 19
November 2013
|
Sosialisasi
terkait program yang akan kita selenggarakan
|
Rumah bapak
dukuh Dlingo
|
Panitiaprogram
pelatihan yang akan dilaksanakan
|
Kegiatan
Pelatihan
|
Minggu, 08
Desember 2013
|
·
Materi mengenai pengetahuan daur
ulang sampah
·
Materi mengenai cara-cara mengoah sampah
menjadi suatu kerajianan yang bermanfaat
·
Praktek pembuatan kerajinan dari
daur ulang sampah yang berupa pembuatan bros, bunga, dan gantungan kunci
|
Rumah salah
satu warga dukuh Dlingo
|
Ayu Sekar
Melati (mahasiswa PLS UNY 2009)
|
Evaluasi
|
Minggu, 08 Desember
2013
|
Evaluasi dilaksanakan terkait dengan peserta pelatihan, sarana prasarana,
instruktur, biaya program, dan jadwal pelatihan program.
|
Rumah salah
satu warga dukuh Dlingo
|
Pemateri, panitia, dan peserta pelatihan
|
D.
Sasaran
Kelompok sasaran program ini
yaitu ibu-ibu rumah tangga dukuh
Dlingo, Banyuroto, Nanggulan, Kulonprogo yang berjumlah sekitar 25
orang.
E.
Ruang
Lingkup
Kegiatan pelatihan ini dilakukan di daerah sekitar tempat
pembuangan sampah. Metode yang di laksanakan dalam kegiatan ini yaitu dengan
cara observasi tempat pelaksanaan terlebih dahulu dan melakukan wawancara
kepada salah satu petugas sekretariat di TPS Banyuroto. Panduan program pelatihan ini berisi tentang pengelolaan
barang-barang rumah tangga dan sampah yang sudah tidak terpakai lagi menjadi
barang-barang yang layak jual dan dapat meningkatkan kesenjangan ekonomi. Dalam
pelatihan ini produk yang dihasilkan berupa gantungan kunci, bunga hias dan
bros. Selama pelatihan ini berangsung pelatih mengharapkan ibu-ibu menjadi
lebih mandiri dan produktif dalam memanfaatkan sampah rumah tangga.
F.
Pokok
Materi
Materi yang disajikan terkait dengan pemanfaatan dan pengolahan daur
ulang sampah menjadi produk yang berguna
antara lain sebagai berikut :
1.
Pengertian
Sampah
Sampah adalah sesuatu yang
tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula.
2.
Jenis-jenis
sampah
a. Sampah Organik : yaitu sampah yang mudah
membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah
ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos.
b. Sampah Anorganik : yaitu sampah yang tidak mudah
membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan,
botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan
sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk
laiannya,contoh pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng,
kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton
3.
Manfaat
sampah
a.
Sebagai
pupuk organik untuk tanaman. Limbah dari sampah organik dapat dijadikan sebagai
pupuk penyubur tanaman dengan menyulap sampah menjadi kompos. Kompos dapat
memperbaiki struktur tanah, dengan meningkatkan kandungan organik tanah dan
akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air dalam
tanah.
b.
Sumber
humus. Sampah orgnaik yang tenah membusuk seperti dapat menjadi humus
yang dibutuhkan untuk tanah untuk menjaga kesuburan tanah. serta menjadi sumber
makanan yang baik bagi tumbuh-tumbuhan, meningkatkan kapasitas kandungan air
tanah, mencegah pengerukan tanah, menaikkan aerasi tanah, menaikkan foto kimia
dekomposisi pestisida atau senyawa-senyawa organik racun.
c.
Sampah
dapat didaur ulang. Limbah sampah dari plastik dan kertas dapat didaur ulang
menjadi berbagai barang yang bermanfaat seperti menjadi produk furnitur yang
cantik. atau didaur ulang kembali menjadi bahan baku pembuatan produk plastik
atau kertas.
d.
Dijadikan
bahan bakar alternatif. Pembusukan sampah dapat menghasilkan gas yang bernama
gas metana yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk kebutuhan
rumah tangga atau industri kecil.
e.
Menjadi
sumber listrik. Secara tidak langsung sampah dapat dijadikan sumber listrik
alternatif dengan cara merubah sampah agar menghasilkan gas metana, dimana gas
ini dapat dijadikan bahan bakar untuk menjalankan pembangkit listrik.
4.
Dampak
sampah
Sampah merupakan salah satu penyebab tidak seimbangnya lingkungan hidup,
yang umumnya terdiri dari komposisi sisa makanan, daun – daun, plastik, kain
bekas, karet dan lain – lain.Bila dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan
menimbulkan bau dan gas yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Bila dibakar
akan menimbulkan pengotoran udara.Selain itu tradisi membuang sampah disungai
dapat mengakibatkan pendangkalan yang demikian cepat, banjir juga mencemari
sumber air permukaan karena pembusukan sampah tersebut.Jadi pada kenyataannya,
sampah telah mencemari tanah, badan air dan udara dalam kota. Berdasarkan
asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni sampah organik (sampah basah)
dan sampah an-organik (sampah kering).
5.
Pengertian
pengolahan sampah
Pengelolaan sampah
diselenggarakan berdasarkan asas tanggung jawab, asas berkelanjutan, asas
manfaat, asas keadilan, asas kesadaran, asas kebersamaan, asas keselamatan,
asas keamanan, dan asas nilai ekonomi.Pengelolaan sampah bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan
sampah sebagai sumber daya
6.
Cara
Menangulangi Penumpukan Sampah
Banyak cara yang dapat digunakan untuk
menanggulangi penumpukan sampah.dan salah satunya dengan menggunakan prinsip 4R
,yaitu:
a.
Reduce
(Mengurangi): sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang
kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak
sampah yang dihasilkan.
b.
Reuse
(Memakai kembali): sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai
kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang).
Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.
c.
Recycle
(Mendaur ulang): sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak berguna lagi,
bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang
d.
Replace
( Mengganti): Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan
barang yang lebih tahan lama, Misalnya, ganti kantong kresek kita dengan
keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan
ini tidak bisa didegradasi secara alami.
7.
Materi
Terkait Pembuatan Kerajinan
a.
Pengenalan
alat dan bahan yang akan digunakan
b.
Cara-cara
pembuatan kerajinan tersebut
c.
Langkah-langkah
yang harus dilakukan, dan
d.
Berbagai
hal yang terkait dengan kerajinan yang akan dihasilkan
G.
Media
yang Digunakan
Media yang digunakan dalam pelatihan ini yaitu
menggunakan media power point untuk menjelaskan dan memaparkan kepada peserta
pelatihan mengenai pemanfaatan dan pengolahan sampah menjadi barang yang
berguna.
H.
Sapras
Halaman (Aula) untuk kegiatan pelatihan.
Perlengkapan alat dan bahan yang digunakan antara lain :
1.
Laptop
2.
Roll
Kabel
3.
LCD
dan screen
4.
Sound
5.
Tikar
6.
Microfon
7.
Perlengkapan
untuk pembuatan kerajinan, antara lain seperti :
a.
Sampah
bekas
b.
Jarum
c.
Benang
d.
Kertas
gorden
e.
Bisban
f.
Kresek
genduren
g.
Lem
h.
Manik-manik
i.
Tangkai,
kelopak, dan putik
I.
Hasil
yang Diharapkan
Dalam
pelatihan pengolahan sampah ini diharapkan ibu-ibu dukuh Dlingo, Banyuroto, Nanggulan, Kulonprogo dapat mencapai
tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Diantaranya sebagai berikut :
1.
Ibu-ibu
dukuh Dlingo nantinya dapat memiliki kesadaran akan pentingya mengolah sampah.
2.
Ibu-ibu
dukuh Dlingo nantinya dapat memiliki pengetahuan tentang pengolahan sampah yang
baik
3.
Ibu-ibu
dukuh Dlingo peduli akan kebersihan dan kesehatan lingkungannya.
4.
Ibu-ibu
dukuh Dlingo mempunyai keterampilan yang baik dalam mengolah sampah.
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Pemberdayaan
Definisi pemberdayaan dalam arti
sempit, yang berkaitan dengan sistem pengajaran antara lain dikemukakan oleh
Merriam Webster dan Oxford English Dictionary kata”empower”mengandung
dua arti. Pengertian pertama adalah to give power of authority dan
pengertian kedua berarti to give ability to or enable .dalam pengertian
pertama diartikan sebagai memberi kekuasaan,mengalihkan kekuasaan, atau mendelegasikan
otoritas ke pihak lain.Sedangkan, dalam pengertian kedua, diartikan sebagai
upaya untukmemberikan kemampuan atau keberdayaan
Sedangkan proses pemberdayaan dalam
konteks aktualisasi diri berkaitan dengan upaya untuk meningkatkan kemampuan individu
dengan menggali segala potensi yang dimiliki oleh individu tersebut baik
menurut kemampuan keahlian (skill) ataupun pengetahuan (knowledge). Seseorang
tokoh pendidikan Paulo Freire, berpendapat bahwa pendidikan seharusnya dapat
memberdayakan dan membebaskan para peserta didiknya, karena dapat mendengarkan
suara dari peserta didik.Yang dimaksud suara adalahsegala asprasi maupun segala
potensi yang dimiliki oleh peserta didik tersebut.Pranaka dan Moeljanto
menjelaskan konsep pemberdayaan (empowerment) dilihat dari perkembangan
konsep dan pengertian yang disajikan dalam beberapa catatan kepustakaan, dan penerapannya
dalam kehidupan masyrakat.Pemahaman konsep dirasa penting, karena konsep ini
mempunyai akar historis dari perkembangan alam pikiran masyarakat dan
kebudayaan barat.Perlu upaya mengaktualisasikan konsep pemberdayaan tersebut
sesuai dengan alam pikiran dan kebudayaan Indonesia. Namun empowerment hanya
akan mempunyai arti kalau proses pemberdayaan menjadi bagian dan fungsi dari
kebudayaan, baliknya menjadi hal yang destruktif bagi proses aktualisasi dan
koaktualisasi aksestensi manusia.
Pada intinya pemberdayaan adalah
membantu klien untuk memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan
yang akan dilakukan terkait dengan diri mereka termasukmengurangi hambatan
pribadi dan sosial. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan rasa
percaya diri untuk menggunakan daya yang dimiliki antaralain dengan transfer
daya dari lingkunganya.
B.
Tujuan
Pemberdayaan
Tujuan yang ingin dicapai dari
pemberdayaan adalah untukmembentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri.
Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berfikir, bertindak dan mengendalikan
apa yang mereka lakukan tersebut. Kemandirian masyarakat adalahmerupakan suatu
kondisi yang dialami oleh masyarakat yangditandai oleh kemampuan untuk
memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi
mencapai pemecahan masalah-masalah yang dihadapi dengan mempergunakan daya kemampuan
yang terdiri atas kemampuan kognitif, konatif, psikomotorik, afektif, dengan
mengerahkan sumberdaya yang di miliki oleh lingkungan internal masyarakat
tersebut.
Terjadinya keberdayaan pada empat
aspek tersebut (afektif,kognitif dan psikomotorik) akan dapat memberikan
kontribusi pada terciptanya kemandirian masyarakat yang dicita-citakan, dalam masyarakat
akan terjadi kecukupan wawasan, yang dilengkapi dengan kecakapan-keterampilan
yang memadai, diperkuat oleh rasa memerlukan pembangunan dan perilaku sadar
akan kebutuhan tersebut.
C.
Tahap-tahap
Pemberdayaan
Pemberdayaan tidakbersifat selamanya, melainkan sampai target
masyarakat mampuuntuk mandiri, dan kemudian dilepas untuk mandiri, meski dari
jauh dijaga agar tidak jatuh lagi. Dilihat dari pendapat tersebut berarti pemberdayaan
melalui suatu masa proses belajar, hingga mencapai status, mandiri. Meskipun
demikian dalam rangka menjaga kemandirian tersebut tetap dilakukan pemeliharaan
semangat, kondisi, dan kemampuan secara terus menerus supaya tidakmengalami
kemunduran lagi.
Sebagaimana disampaikan dimuka bahwa
proses belajar dalam rangka pemberdayaan akan berlangsung secara bertahap. Tahap-tahap
yang harus dilalui tersebut adalah meliputi:
a.
Tahap
penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilakusadar dan peduli sehingga
merasa membutuhkan peningkatankapasitas diri.
b.
Tahap
transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan,kecakapan keterampilan agar
terbuka wawasan dan memberikanketerampilan dasar sehingga dapat mengambil peran
di dalampembangunan.
c.
Tahap
peningkatan intelektual, kecakapan keterampilansehingga terbentuklah inisiatif
dan kemampuan inovatif untukmehantarkan pada kemandirian.
D.
Pemberdayaan
Masyarakat
pemberdayaan masyarakat merupakan
upaya untuk memandirikan masyarakat lewat perwujudan potensi kemampuan yang
mereka miliki. Adapun pemberdayaan masyarakat senantiasa menyangkut dua
kelompok yang saling terkait, yaitu masyarakat sebagai pihakyang diberdayakan
dan pihak yang menaruh kepedulian sebagai pihak yang memberdayakan.
E.
Pemberdayaan
Perempuan
Pemberdayaan Perempuan adalah upaya pemampuan perempuan untuk
memperoleh akses dan control terhadap sumber daya, ekonomi, politik, social,
budaya, agar perempuan dapat mengatur diri dan meningkatkan rasa percaya diri
untuk mampu berperan dan berpartisipasi aktif dalam memecahkan masalah, sehingga
mampu membangun kemampuan dan konsep diri.
F.
Pendidikan
Secara umum pengertian pendidikan adalah proses perubahan atau
pendewasaan manusia, berawal dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak biasa
menjadi biasa, dari tidak paham menjadi paham dan sebagainya. Pendidikan itu
bisa didapatkan dan dilakukan dimana saja, bisa di lingkungan sekolah,
masyarakat dan keluarga, dan yang penting untuk diperhatikan adalah bagaimana
memberikan atau mendapat pendidikan dengan baik dan benar, agar manusia tidak
terjerumus dalam kehidupan yang negatif.Pendidikan mempunyai peranan yang
sangat penting dalam menjamin kelangsungan hidup negara, karena pendidikan
merupakan sarana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya
manusia. Dengan pendidikan kehidupan manusia menjadi terarah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
G.
Pelatihan
Pelatihan merupakan bagian dari investasi SDM (human
investment) untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan kerja, dan dengan
demikian meningkatkan kinerja atau keterampilan seseorang .Tujuan umum
pelatihan sebagai berikut : (1) untuk mengembangkan keahlian, sehingga
pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih efektif, (2) untuk
mengembangkan pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara
rasional, dan (3) untuk mengembangkan sikap, sehingga menimbulkan
kemauan kerjasama dengan teman-teman yang lainnya.Sedangkan komponen-komponen
pelatihan adalah sebagai berikut :
a.
Tujuan dan sasaran pelatihan dan pengembangan
harus jelas dan dapat di ukur.
b.
Para pelatih (trainer) harus ahlinya yang
berkualitas memadai (profesional).
c.
Materi pelatihan dan pengembangan harus
disesuaikan dengan tujuan yang hendak di capai.
Dalam
pengembangan program pelatihan, agar pelatihan dapat bermanfaat dan
mendatangkan keuntungan diperlukan tahapan atau langkah-langkah yang
sistematik.Secara umum ada tiga tahap pada pelatihan yaitu tahap penilaian
kebutuhan, tahap pelaksanaan pelatihan dan tahap evaluasi. Atau dengan istilah
lain ada fase perencanaan pelatihan, fase pelaksanaan pelatihan dan fase pasca
pelatihan.
Tahapan-tahapan
dalam pelatihan dan pengembangan meliputi : (1) mengidentifikasi kebutuhan
pelatihan / need assesment; (2) menetapkan tujuan dan sasaran pelatihan; (3)
menetapkan kriteria keberhasilan dengan alat ukurnya; (4) menetapkan metode
pelatihan; (5) mengadakan percobaan (try out) dan revisi; dan (6)
mengimplementasikan dan mengevaluasi.
H.
Gender
Gender adalah suatu komponen dari sistem
gender/jenis kelamin yang merujuk pada seperangkat aturan dimana masyarakat
mentransformasikan seksualitas biologis ke dalam produk aktivitas manusia, dan
dimana transformasi kebutuhan (akan produk aktivitas manusia) ini dapat
dipuaskan.
Hampir semua masyarakat mempunyai sistem
gender, meskipun komponen dan bekerjanya sistem gender ini bervariasi dari satu
masyarakat ke masyarakat lain.
Pengertian
Ketidakadilan Gender
·
ketidakadilan gender adalah : berbagai tindak
keadilan atau diskriminasi yang bersumber pada keyakinan gender.
·
diskriminasi berart : setiap pembedaan,
pengucilan, atau pembatasan yang di buat atas dasar jenis kelamin, yang
mempunyai tujuan mengurangi atau menghapus pengakuan, penikmatan atau
penggunaan hak-hak asasi manusia dan kebebasan-kebasan pokok di bidang politik,
ekonomi, dll oleh perempuan, terlepas dari status perkawinan mereka, atas dasar
persamaan antara perempuan dan laki-laki.
I.
Pengarusutamaan
Gender
Gender berasal dari
bahasa Latin, yaitu ?genus?, berarti tipe atau jenis. Gender adalah
sifat dan perilaku yang dilekatkan pada laki-laki dan perempuan yang dibentuk
secara sosial maupun budaya.Karena dibentuk oleh sosial dan budaya setempat,
maka gender tidak berlaku selamanya tergantung kepada waktu (tren) dan
tempatnya.Gender ditentukan oleh sosial dan budaya setempat sedangkan seks
adalah pembagian jenis kelamin yang ditentukan oleh Tuhan.
ketidakadilan gender merupakan bentuk perbedaan perlakuan berdasarkan alasan gender, seperti
pembatasan peran, penyingkiran atau pilih kasih yang mengakibatkan terjadinya
pelanggaran atas pengakuan hak asasi, persamaan antara laki-laki dan perempuan,
maupun hak dasar dalam bidang sosial, politik, ekonomi, budaya dan lain-lain.
Pengarusutamaan gender (PUG) merupakan strategi
untuk mengurangi kesenjangan gender dan mencapai kesetaraan gender dengan cara
menggunakan perspektif gender dalam proses pembangunan Pengarusutamaan gender
adalah proses untuk menjamin perempuan dan laki-laki mempunyai akses dan
kontrol terhadap sumber daya, memperoleh manfaat pembangunan dan pengambilan
keputusan yang sama di semua tahapan proses pembangunan dan seluruh proyek,
program dan kebijakan pemerintah.
J.
Pengertian
sampah
sampah
adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau
sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan
sendirinya . Banyak sampah organik masih mungkin digunakan kembali/
pendaurulangan (re-using), walaupun akhirnya akan tetap merupakan bahan/
material yang tidak dapat digunakan kembali .
Sampah
dalam ilmu kesehatan lingkungan sebenarnya hanya sebagian dari benda atau
hal-hal yang dipandang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau
harus dibuang, sedemikian rupa sehingga tidak sampai mengganggu kelangsungan
hidup. Dari segi ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sampah ialah sebagian
dari sesuatu yang tidak dipakai, disenangi atau sesuatu yang harus dibuang,
yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia (termasuk
kegiatan industri), tetapi yang bukan biologis (karena human waste tidak
termasuk didalamnya) dan umumnya bersifat padat (karena air bekas tidak
termasuk didalamnya).
K.
Pengelolaan Sampah
Pengelolaan
Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang
berbentuk padat. Pengelolaan sampah
adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi
pengurangan dan penanganan sampah.
Dalam paradigma lama pengelolaan persampahan terdiri dari sumber sampah, pewadahan,
pengumpulan/pemindahan, pengangkutan dan pembuangan akhir. Jelas terlihat dan
dirasakan tentang sampah hanya pantas untuk dibuang begitu saja tanpa ada
tanggapan dan langkah lain yang dapat dilakukan. Pengelolaan sampah
diidentikkan sebagai tanggung jawab satu pihak yang terkait saja.
Dalam paradigma baru
berbagai potensi kelembagaan dipacu untuk aktif berperan dan juga sekaligus
mengawasi pengelolaan sampah. Kegiatan dan penanganan persampahan bukan hanya
menjadi tugas dan kewajiban dari Dinas PU (Pekerjaan Umum) Cipta Karya atau
Kebersihan, tapi juga masyarakat memegang peranan yang sama.
Pengelolaan
sampah adalah suatu upaya untuk mengurangi volume sampah atau merubah bentuk
menjadi lebih bermanfaat antara lain dengan cara pembakaran, pengomposan,
penghancuran, pengeringan dan pendaur ulangan.
BAB III
KEGIATAN PRAKTEK
A.
Nama
Program
Mengembangkan
Usaha Ekonomi Produktif Sebagai Model Program Pemberdayaan Perempuan Melalui
Pendidikan dan Pelatihan Daur Ulang Sampah Rumah Tangga dan TPA di Dusun Dlingo
Kulon Pogo
B.
Pelaksanaan
1.
Pendahuluan
Pendahuluan dalam kegiatan pelatihan yang sudah terlaksana
diantaranya ialah sebagai berikut :
a.
Breafing
Anggota kelompok
Sebelum kegiatan dilaksanakan kami terlebih dahulu kumpul untuk
membicarakan terkait praktek yang akan kami laksanakan nantinya. Disini kami
memperjelas apa saja yang menjadi tugas masing-masing anggota yang sudah
diberitanggungjawab saat kegiatan praktek pelatihan berlangsungdiantaranya
bagian, perencanaan, pelaksanaan dan monitoring evaluasi pelatihan. Breafing
ini kami laksanakan dengan harapan nantinya kami lebih siap untuk menghadapi
segala sesuatu yang terjadi baik yang sudah direncanakan ataupun belum
direncanakan di kegiatan pelatihan tersebut.
b.
Persiapan
Persiapan yang kami lakukan sebelum pelatihan yaitu mempersiapkan
segala apa saja yang menjadi kebutuhan saat pelatihan berlangsung, adapun apa
saja yang kami siapkan yaitu, media yang akan digunakan, sarana prasarana, alat
dan bahan pembuatan keterampilan dari sampah, konsumsi, materi terkait
pelatihan dan tentunya kami mempersiapkan narasumber/pelatih yang akan mengisi
kegiatan pelatihan.
2.
Isi
a.
Pembukaan
Dalam kegiatan praktek yang berlangsung diawali dengan pembukaan
yang di pimpin oleh ketua panitia kegiatan
pelatihan. Ketua panitia yang
mewakili panitia menyampaikan beberapa hal diantaranya point-point penting
terkait pelatihan yang akan berlangsung, baik manfaat pelatihan, tujuan, tindak
lanjut dan lain sebagainya. Pembukaan ini
diakhiri dengan membaca doa bersama sebelum kegiatan berlangsung
b.
Kegiatan
praktek
Kegiatan praktek yang dilaksanakan dalam kegiatan ini menggunakan
berbagai metode dalam penyampaian materi, diantara metode demonstrasi produk
yang anntinya akan dihasilkan, presentasi, dan diskusi. Dalam kegiatan praktek
yang berlangsung peserta pelatihan diberi materi terkait dengan keterampilan
yang akan dibuat,materi-materi itu berisikan tentang bagaimana cara membuat
keterampilan tersebut, bahan dan alat yang harus digunakan dll. Setalah itu
peserta diberikan latihan untuk membuat produk kerajian yang telah dicontohkan
sebelumnya, yaitu, bross, gantung kunci dan bunga. Dalam kegiatan pelatihan ini
peserta pelatihan dibagi menjadi 3 kelompok, dan setiap kelompok focus
mengerjakan satu kerajinan setelah selesai mereka pindah ke kelompok lain untuk
membuat keterampilan yang berbeda.
3.
Penilaian/evaluasi
Evaluasi
adalah proses sistematis dan berkelanjutan yang meliputi mengumpulkan,
mendeskripsikan, menginterpretasikan dan menyediakan informasi untuk dijadikan
dasar dalam pembuatan keputusan dan penyusunan kebijakan program selanjutnya. Evaluasi pendidikan
dan pelatihan ini dibagi ke dalam dua tahap, yaitu:
a.
Evaluasi kegiatan
Evaluasi kegiatan
dilakukan guna menilai proses pelaksanaan program dari tahap persiapan sampai
pada tahap akhir. Melalui evaluasi, panitia program memperoleh masukan-masukan
agar dapat mengetahui kekurangan-kekurangan dalam menjalankan program tersebut
dan dapat memperbaiki dan melanjutkan
program selanjutnya. Hasil dari evaluasi juga dapat dijadikan sebagai pedoman
dalam tindak lanjut program ini, apakah sudah sesuai dengan tujuan awal
diadakannya program ini atau belum.
b.
Evaluasi keberhasilan program
Evaluasi
keberhasilan program dilaksanakan untuk menilai sejauh mana keberhasilan
program dapat dicapai. Indikator-indikator keberhasilan program tersebut yaitu:
1) Seluruh peserta
didik dapar berhasil menyelesaikan kegiatan program pelatihan pemanfaatan daur ulang sampah
plastik rumah tangga dan TPS.
2) Peserta dapat
meenciptakan kreasi baru dalam mendaur ulang sampah agar nilai ekonomisnya
bertambah.
3) Peserta dapat
membuat kelompok wirausaha setelah
diadakannya program tersebut.
v Lembar Penilaian Pelatihan Terlampir
C.
Hasil yang dicapai
Dalam pelatihan pengolahan sampah ini hasil yang sudah dicapai ibu-ibu dukuh Dlingo, Banyuroto, Nanggulan, Kulonprogo dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditentukan. Diantaranya sebagai berikut :
a.
Ibu-ibu
dukuh Dlingo nantinya dapat memiliki kesadaran akan pentingya mengolah sampah.
b.
Ibu-ibu
dukuh Dlingo nantinya dapat memiliki pengetahuan tentang pengolahan sampah yang
baik
c.
Ibu-ibu
dukuh Dlingo peduli akan kebersihan dan kesehatan lingkungannya.
d.
Ibu-ibu
dukuh Dlingo mempunyai keterampilan yang baik dalam mengolah sampah.
D.
Masalah dan Pemecahannya
1.
Masalah
a.
Anggota
kelompok yang belum menguasai cara membuat produk yang akan dihasilkan
b.
Lokasi
tempat pelaksanaan kegiatan yang cukup jauh
c.
Jumlah
peserta yang cukup banyak, sekitar 28 orang
2.
Pemecahannya
c.
Sebelum
kegiatan pelatihan berlangsung, beberapa hari sebelumnya kami belajar terlebih
dahulu bagaimana cara membuat produk yang nantinya akan dihasilkan kepada
pelatih yang nantinya akan melatih peserta.
d.
Dengan
jarak lokasi yang cukup jauh kami di hari pelaksanaan kegiatan berangkat lebih
awal, kami berangkat tiga jam sebelum kegiatan dilaksanakan. Hal tersebut
selain karena jarak yang jauh, juga kami akan menyiapkan berbagai alat-alat
yang nantinya menunjang kegiatan pelatihan yang akan berlangsung.
e.
Dengan
jumlah peserta yang cukup banyak, dan pelatih yang terbatas, kami perencanan
dan pelaksana program juga ikut bergabung dalam kegiatan praktek membantuk
pelatih utama, karena sebelum kegiatan berlangsung kami juga menguatkan untuk
juga dilatih terlebih dahulu oleh pelatih utama yang sudah mempunyai
keterampilan tersebut.
E.
Tindak Lanjut
1.
Bagi Warga Belajar (Peserta Pelatihan )
Dari
pelaksanaan pelatihan pemanfaatan limbah sampah ini, diharapkan warga belajar
mampu memanfaatkan ilmu yang didapat untuk menciptakan lapangan kerja dan dapat
membantu mengurangi masalah sampah yang ada didesa. Para ibu nantinya juga
dapat berwirausaha agar bermanfaat bagi kehidupannya.
2.
Bagi Kepala Dusun (pemerintah)
Melihat antusiasme yang tinggi dari warga
belajar pemerintah perlu mengadakan program pelatihan.Banyaknya warga ibu-ibu
khususnya yang masih menganggur membutuhkan pelatihan yang berhubungan dengan
keterampilan.Keterampilan ini sangat bermanfaat untuk mengurangi dampak buruk
sampah yang ada disekitar serta dapat menunjang kehidupan perekonomian
warga.Pelatihan ini juga membantu pemeritah untuk mengurangi pengangguran.
3.
Tindak Lanjut
Program pemberdayaan perempuan berupa pelatihan
pemanfaatan sampah perlu ditindak lanjuti secara intensif.Hal ini dikarenakan
keterampilan ini perlu dikembangkan lebih baik lagi. Selain itu, tindak lanjut
yang terprogram dapat memunculkan ide-ide kreatif dari ibu binaan
sehingga dapat dikembangkan menjadi suatu usaha dimasa mendatang.
Dalam tindak lanjut ini kelompok kami berinisiatif untuk melakukan kegiatan
pelatihan kembali di dukuh dlingo tersebut.Adapun berbagai rencana kedepan
salah satunya kami ingin membentuk komunitas dari peserta pelatihan, dan kami
bentuk organisasi agar nantinya mudah untuk di kordinasikan.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sampah adalah barang
buangan. Sampah adalah materi sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya
suatu proses yang merupakan konsep buatan manusia. Sampah merupakan masalah
bagi orang di seluruh dunia ini karena sampah merupakan suatu barang yg tidak
terpakai lagi. Seiring dengan semakin tingginya populasi manusia, maka produksi
sampah juga akan semakin tinggi.
Memisahkan sampah yang organik dengan yang
anorganik bertujuan untuk memudahkan pengolahan sampah lebih lanjut. Pengolahan
sampah organik berbeda dengan pengolahan sampah anorganik. Dalam pengolahan sampah anorganik dibutuhkan
kreatifitas dan keterampilan. Salah satu cara mengurangi sampah tersebut dengan
cara mendaur ulang sampah dan membuatnya menjadi sebuah kerajinan yang bermanfaat.
Peserta pelatihan antusias sekali mengikuti
kegiatan daur ulang sampah. Dalam pelatihan ini produk yang dihasilkan berupa bunga hias, bros dan
gantungan kunci.Dengan adanya peatihan ini peserta diharapkan dapat meakukan
kegiatan ini di rumah mereka sehingga dapat menambah penghasilan dan mengurangi
tingginya tingkat sampah yang ada di daerah Dukuh Dlingo, Nanggulan, Kulon
Progo.
B.
Saran
Sebagai warga di daerah Dukuh Delingo yang
baik, sebaiknya kita harus saling membantu sesama untuk menanggulangi
permasalahan yang ditimbulkan oleh sampah. Diawali dengan membiasakan diri untuk tidak
membuang sampah di sembarang tempat hingga memisahkan antara sampah organik dan
sampah anorganik merupakan hal yang baik untuk menanggulangi permasalahan sampah. Pengelolaan TPA sebaiknya dilakukan secara
tepat dan benar, sehingga tidak akan terjadi hal yang tidak diinginkan. Kita sebagai warga masyarakat harusnya lebih
paham dan mengerti tentang pengolahan sampah dan harus lebih sadar akan
kebersihan lingkungan yang kita diami. Karena dampak dari lingkungan kotor
dapat mendatangkan penyakit bagi kita sendiri dan masyarakat sekitarnya. Untuk itu mulai sekarang marilah kita
menggalakan hidup sehat dengan tidak membuang sampah sembarangan dan selalu
menjaga kebersihan lingkungan sekitar kita.
Sudah saatnya masyarakat dididik untuk
bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah secara sederhana. Seperti masyarakat
dan pemerintah Dusun Dlingo bahu membahu untuk mengelola sampah secara
professional, mereka sadar bahwa sampah jika dikelola dengan baik selain
mempunyai nilai jual juga menjaga lingkungan bersih dan aman dari polusi.
DAFTAR PUSTAKA
Apriadji, Wied
Harry.1994. Memproses sampah.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Fandeli. 2001.
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Prinsip Dasar dan Pemapanannya Dalam Pembangunan. Yogyakarta: Liberty
Rudien87. 2010. Konsep pemberdayaan pendidikan perempuan.
Diunduh dari http://rudien87.wordpress.com pada 29 Desember 2013
Suhadi. 1995. Wiraswasta Sampah. Surabaya: Bina Ilmu