Ciri khas pendaki berbahaya, apalagi yang masih berusia muda
adalah selalu bergerak dengan cepat. Mereka selalu tergesa – gesa,
menjadikan naik gunung seolah lomba lari ke puncak. Malu menjadi yang
paling belakang, karena sering dianggap sebagai yang terlemah.
Karena itu biasanya waktu tempuh ke puncak lebih singkat. Baru setelah perjalanan turun, aneka masalah datang. Kehabisan tenaga, cidera otot hingga kecelakaan dan kehilangan arah menjadi ancaman.
Idealnya, ada seorang sweeper
yang berjalan paling belakang. Biasanya orang ini yang paling kuat dan
bisa diandalkan. Tugasnya menyapu seluruh anggota tim. Memastikan tak
ada yang keteteran atau tertinggal di belakang.
Namun dalam rombongan pendaki berbahaya, tak ada yang mau menerima tugas ini. Jadi sweeper dianggap hina. Menjadi paling pertama sampai puncak dan pertama turun ke kaki gunung jadi tujuan utama.