Buat cerita perjalanan gua mendaki ke gunung ini belum bisa gua tulis , masih dalam proses, ni sekedar info aja terkait tempat yang gua kunjungin tanggal 27 05 2014, pas hari libur ini bro :) , untuk dokumentasi nanti ada, jadi emg bener gua ampe puncak hiii heeee he :) :) , pendakian ini cuma sekedar pendakian mini lo, tpi cukup menguras tenaga hehe, gua ama pacar gua sampai puncak, sekitar 80 menitan lah :). lama kan, ya lah, foto2 dulu di jalan hehe, tapi keren, hati-hati ya kalau mau ke sana , keren banget pokoknya bagi lo yang berjiwa petualang, harus di coba .
biar murni ini tulisan gua lanjut nulis lagi aja ni bro,ohya bro ini foto gua waktu gua mau daki ke puncak, ini lokasi yang paling ekstrem dibandingkan dengan yang lain, ya wajar ajalah, soalnya ini tebing yang dijadikan jalan alternatif. singkat gua berfikir kenapa ini tebing terjal dijadikan rute seseorang , ya karna di bawah disamping itu jalannya sempit banget ga bisa buat jalan dua arah yang berbeda kalau dipaksa bisa kejepit d tengah-tengah hehe,, gmn itu???? bahaya kan. menunggu itu rasanya butuh waktu yg sangat lama , karena banyaknya orang yang baru turun dari puncak, alternatifpun diambil dengan modal keberanian. gua ama pacar gua langsungnaik aja bro, itu baju kuning gua bro, diatas itu cwe gua hehe, biasa, cwo kan di belakang, :) :) _
ohya bro , kalau ini foto gua ama temen-temen gua sebelum mau brngkat pendakian mini gunung api purba, ini di rumah salah satu temen gua, ARIF. dia asli daerah tempat yang mau gua kunjungi, rumah dia deketlah, dari rumah dia kurang lebih 10 menit. sejenak gua ama temen-temen gua menikmati suguhan khas gunung kidul bro, hasil panen. keren kan, jarang ini gua temuin di daerah gua, disini suasanaya bener-bener keren pokoknya. bagi lo yang biasa tinggal di perkotaan coba dah main-main di desa , rekom gua sich desa - desa di gunung kidul jogja keren-keren. deket lokasi wisata juga hehe
faqih muhammad _ mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta
Menyaksikan mentari terbit dari puncak gunung merupakan
satu kemewahan yang tidak semua orang bisa menikmatinya. Rute yang
ekstrim, cuaca yang tidak menentu, perjalanan yang berat, serta jauhnya
jarak yang harus ditempuh dengan berjalan kaki menjadi penghalang utama
bagi sebagian orang. Namun hal ini tidak berlaku di Gunung Nglanggeran,
Patuk, Gunungkidul. Hanya memakan waktu 1 hingga 1,5 jam pendakian, Anda
akan tiba di puncak barat Gunung Nglanggeran, Gunung Gede. Pemandangan
indah yang memanjakan mata pun menyambut. Sejauh mata memandang yang
terlihat hamparan awan di ketinggian, jajaran gunung batu dengan bentuk
yang unik, perkampungan warga, serta hijaunya sawah dan ladang. Saat
senja menjelang, Kota Jogja akan terlihat laksana lautan kunang-kunang.
Taburan cahaya bintang dan gemerlap lampu kota yang terlihat dari
kejauhan menjadi pemandangan romantis bagi siapa saja yang berkemah di
gunung ini.
Gunung Nglanggeran merupakan gunung api purba yang pernah
aktif puluhan juta tahun lalu. Terletak di kawasan karst Baturagung,
gunung yang litologinya tersusun oleh fragmen material vulkanik tua ini
memiliki dua puncak yakni puncak barat dan puncak timur, serta sebuah
kaldera ditengahnya. Saat ini Gunung Nglanggeran berupa deretan gunung
batu raksasa dengan pemandangan eksotik serta bentuk dan nama yang unik
dengan beragam cerita rakyat sebagai pengiringnya. Gunung-gunung
tersebut biasanya dinamakan sesuai dengan bentuknya, seperti Gunung 5
Jari, Gunung Kelir, dan Gunung Wayang.
Hari masih pagi tatkala YogYES menuju puncak timur Nglanggeran.
Menurut pengelola, tempat ini merupakan spot terbaik untuk menikmat sunrise. Sayangnya saat YogYES tiba awan pekat enggan beranjak sehingga menutupi sinar mentari. Berhubung tidak bisa menyaksikan sunrise,
YogYES pun memilih untuk mengunjungi rumah Mbah Redjodimulyo selaku
sesepuh yang tinggal di Pucak Nglanggeran. Menurut Mbah Redjo, Dusun
Tlogo Mardidho yang ada di Puncak Nglanggeran hanya boleh dihuni oleh 7
kepala keluarga. Jika kepala keluarga yang tinggal di dusun ini kurang
atau lebih maka akan terjadi hal-hal buruk yang tidak diinginkan. Hal
ini bisa dilihat dengan keberadaan makam di Puncak Nglanggeran. Oleh
karena itu, jika anak-anak mereka sudah berkeluarga maka keluarga baru
tersebut harus meninggalkan Dusun Tlogo Mardhido.
Usai mengunjungi dusun dengan 7 kepala keluarga, YogYES pun kembali ke
basecamp
dan mencoba mendaki Gunung Gede. Berbeda dengan puncak timur yang masih
bisa dicapai menggunakan sepeda motor, untuk mencapai Gunung Gede
siapapun wajib
tracking. Menyusuri jalan setapak dengan bukit
batu di sisi kanan dan kiri jalan menjadi pengalaman mengasyikkan.
Semakin ke atas, jalan semakin terjal. Beberapa tali dipasang guna
memudahkan para pendaki. Belum usai menghela nafas, tantangan baru
menghadang. Sebuah celah sempit nan curam dengan bukit batu di kanan dan
kirinya menyambut. Lorong sempit yang agak gelap ini hanya bisa
dilewati oleh satu orang. Sesaat setelah berhasil menaklukannya seorang
kawan berujar, "Ini seperti di film 127 Hours, menegangkan tapi
keren..."
Tiket: Rp. 3.000 (siang); Rp. 5.000 (malam)
- Paket Tracking (minimal 3 orang): Rp. 25.000 / orang
Tiket, guide, jelajah desa, kelapa muda / dawet khas Kalisong
sumber : http://www.yogyes.com