Apa
yang ada di otakmu mungkin tak sama dengan yang ada di otakku. Saat aku
berpikiran ingin mati saja, mungkin kau berpendapat beda bila kita
menghadapi masalah yang sama, walaupun masalah itu serupa hingga
detail-detailnya. Jadi, setiap
manusia memang ditakdirkan untuk menempuh jalannya berbeda-beda. Sial,
mungkin kata itu terbesit bagi orang yang merasa tak mendapat
keberuntungan di dunia ini. Tetapi begitulah kehidupan, bahkan orang
yang kekayaannya berlimpah sekalipun, pasti suatu saat akan jatuh juga
bila ia berhenti berusaha. Ingatlah pepatah bahwa kehidupan ini bagaikan
roda, kadang kita di bawah, kadang kita di atas.
Sampai kapan kita akan tetap sial? Pertanyaan ini cocok bagi orang-orang yang tak beruntung tadi. Sampai kapan? Sampai kiamat? Sampai bumi dan langit menyatu? Sampai takdir membuatmu berubah, tetapi kau harus tetap berusaha merubahnya. Tidak ada gunanya kita memaki-maki takdir. Tak ada gunanya kita menyalahkan diri sendiri yang terlahir dalam keadaan kurang beruntung.
Sampai kapan kita akan tetap sial? Pertanyaan ini cocok bagi orang-orang yang tak beruntung tadi. Sampai kapan? Sampai kiamat? Sampai bumi dan langit menyatu? Sampai takdir membuatmu berubah, tetapi kau harus tetap berusaha merubahnya. Tidak ada gunanya kita memaki-maki takdir. Tak ada gunanya kita menyalahkan diri sendiri yang terlahir dalam keadaan kurang beruntung.
Kembali
ke masalah setiap manusia yang berbeda-beda. Di dunia ini ada yang
disebut sebagai kesukaran dan kemudahan. Bila ada kalimat yang
mengatakan setelah ada kesukaran pasti ada kemudahan, itu adalah kalimat
yang salah. Sebenarnya kalimat yang benar adalah bersama kesukaran ada
kemudahan. Karena setiap kesulitan yang timbul akan ada kemudahan
diantara kesulitan tersebut. Di setiap masalah yang ada akan ada
solusinya. Maka janganlah pernah merasa stres, gila atau merasa aneh
sendiri bila ada masalah timbul. Bila ada yang menganggap kita aneh,
gila atau stres, mungkin orang itulah yang aneh. Karena setiap pribadi
manusia dibuat se-unik mungkin, berbeda satu sama lainnya. Maka, sebelum
kita menilai orang lain, cobalah nilai diri kita sendiri. Apakah sudah
pantas kita menganggap orang tersebut aneh, atau justru kita sendiri
yang aneh. Atau semua orang memang aneh?
Setiap perasaan dari masalah yang dihadapi memang berbeda-beda, begitu juga dengan sikap. Ada yang mencoba menutupinya dengan lari dari masalah, tetapi itu tak akan pernah menyelesaikan masalah, ada pula yang menyalahi dirinya sendiri, bahkan ada yang membenturkan kepalanya ke dinding atau mungkin membuat pelampiasan dengan menumpahkan tinta ke atas kertas. Marah, benci, dengki, perasaan terkutuk, atau apapun itu namanya pasti muncul di saat-saat seperti ini. Tapi cobalah untuk selesaikan masalah dengan cara yang tepat. Tidak perlu cepat dan benar, tetapi gunakanlah cara yang terbaik, terbaik untuk diri kita dan umpan balik dari pemecahan masalah tersebut. Mulai sekarang jangan pernah lari dari masalah, hadapi semua masalah dengan senyuman, mungkin akan membuat kita meringankan beban yang ada.
Setiap perasaan dari masalah yang dihadapi memang berbeda-beda, begitu juga dengan sikap. Ada yang mencoba menutupinya dengan lari dari masalah, tetapi itu tak akan pernah menyelesaikan masalah, ada pula yang menyalahi dirinya sendiri, bahkan ada yang membenturkan kepalanya ke dinding atau mungkin membuat pelampiasan dengan menumpahkan tinta ke atas kertas. Marah, benci, dengki, perasaan terkutuk, atau apapun itu namanya pasti muncul di saat-saat seperti ini. Tapi cobalah untuk selesaikan masalah dengan cara yang tepat. Tidak perlu cepat dan benar, tetapi gunakanlah cara yang terbaik, terbaik untuk diri kita dan umpan balik dari pemecahan masalah tersebut. Mulai sekarang jangan pernah lari dari masalah, hadapi semua masalah dengan senyuman, mungkin akan membuat kita meringankan beban yang ada.
”Sesungguhnya
manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa
kesusahan ia berkeluh kesah, Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat
kikir.” (QS. Al-Ma’arij: 19-21)