Komunisme dalam Perspektif Hukum Islam

Islam dan Komunisme

Letak perbedaan Islam dan komunis adalah terletak pada konsepsi Ketuhanan dan mekanisme operasinya. Proses sejarah mengemukakan bahwa seolah-olah pengaruh Ibnu Khaldun terhadap Karl Marx dengan teori Marxismenya. Sekilas kita juga pernah mendengar faham Machiavelli yakni faham yang menghalalkan segala cara demi tercapainya tujuan. Komunisme itu bertentangan oleh fitrah manusia, dan secara hakiki manusia tidak akan menerima ideologi yang totaliter dan sentralis (bathil) itu
Bahaya Laten Komunis di zaman Kontemporer
Bahaya Laten Komunis di zaman kontemporer dirasakan lebih berbahaya, karena jika dahulu bahayanya dalam bentuk partai, jika saat ini adalah dengan ‘cara berpikir’. Untuk dapat melihat bahaya laten Komunisme, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan, yaitu:
a.      Aspek Politik Formal
Pada aspek ini komunis untuk masa yang panjang sudah tidak memiliki tempat lagi di Indonesia, karena citra komunis yang berdarah yang kita kenal dengan G 30S PKI. Di samping itu intensifnya usaha pemerintah dan unsur-unsur politik lainnya untuk membendung kemungkinan munculnya PKI dalam segala bentuk dan manifiestasinya.
b.     Aspek Sosial
Pada aspek ini, permasalahanya tidak semudah tadi, haruslah diingat strategi sosial komunis. Terlepas dari landasan filsafatnya yang bersifat atheistis strategi sosialnya juga meliputi keadaan sosial, anti eksploitasi dsb. Hal ini bagaimanapun juga tetap attractive bagi orang-orang kecil dan bagi orang yang merasa tidak mendapatkan keadilan sosial. Oleh sebab itu komunis dalam pengertian partai politik formal tidak merupakan bahaya laten lagi, tetapi kecenderungan berfikir dan berperilaku komunis selama masyarakat belum mampu menterjemahkan keadilan sosial pada suatu konsep matang. Kelemahan inilah yang menyebabkan mudahnya strategi sosial komunis berubag menjadi ideologi komunis yang mengendap dalam pola pikir dan perilaku masyarakat.
Hakikat Haram Komunisme
Tentang terdapatnya perbedaan antara Islam dan Komunisme tentu tak akan ada yang menyangkal. Islam mempermasalahkan kehidupan di dunia dan akhirat, sedang Komunisme hanya mempermasalahkan masalah kehidupan manusia di dunia, bagaimana supaya tegak keadilan. Masalah akhirat, tidak dipermasalahkan komunisme. Masalah akhirat, adalah masalah pribadi, masalah hubungannya dengan yang menciptakannya. 
      Ini sesuai dengan surat Al Kahfi 29, yang mengatakan:



Kebenaran datang dari Tuhanmu. Barangsiapa yang mau (beriman) berimanlah, dan barangsiapa yang mau (kufur) kufurlah. Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang yang zhalim itu neraka yang gejolaknya mengepung mereka.
      Dalam surat Yunus 99 dan 100 dipertegas: Jika Tuhan menghendaki, niscaya beriman seluruh orang di muka bumi ini. Adakah engkau memaksa manusia supaya mereka beriman? Tiadalah seorang beriman, melainkan dengan izin Allah. Dan Allah menimpakan kemurkaan pada orang yang tidak mempergunakan akalnya.’ Sedang dalam surat Al Baqarah 256 dikatakan: tidak ada paksaan dalam agama. 
      Setelah melihat beberapa dalil tersebut di atas, maka jelaslah bagi kita bahwa komunisme haram hukumnya. Karena ia lebih mementingkan kehendak pribadi demi kepentingannya semata tanpa menghiraukan nasib orang lain, dan dapat dikatakan sebagai kaum yang zhalim.
Apa salahnya Komunisme?
      Dibalik segala perbedaan, ada beberapa infiltrasi melalui istilah yang digunakan komunisme, hingga dirasakan adanya kesamaan antara Islam dan Komunisme. Memang istilahnya tentu tidak sama. Misalnya komunisme menyebut yang diperanginya “kapitalisme”, Islam memakai istilah ‘mengutuk orang-orang yang menumpuk harta”; komunisme memakai istilah “sosialisme” yang hendak ditegakkan, Islam mengatakan ‘menjadikan kaum tertindas menjadi pemimpin di bumi dan mewarisi bumi”. Komunisme menyatakan tujuan tujuannya yang terakhir terbentuknya “masyarakat komunis”, “masyarakat tanpa kelas”, Islam memakai “masyarakat Tauhidi”. Komunisme memakai istilah “perjuangan kelas”, Islam memakai istilah “usaha kaum”. “Usaha” itu adalah “perjuangan” “kaum”, itu adalah “golongan” atau “kelas”. 
      Dengan mengemukakan beberapa sedikit kemiripan istilah, maka beberapa ulama membolehkan Komunisme dalam bernegara, hanya jika komunisme sekilas lebih ekstrim dan keras karena itu merupakan pengaruh dari barat. Mohammad Sobary melalui tulisannya “Merombak Primordialisme dalam agama “mengartikan surat Ar Ra’du ayat 11 sbb: di dalam Islam aturan sudah jelas bahwa untuk urusan dunia, Tuhan sudah melimpahkan sepenuhnya pada kita. Kita diberi Tuhan hak mengatur sepenuh kehidupan kita. Kita memiliki otonomi penuh. Dan ini tidak boleh dikembalikan kepada Tuhan”.
Penutup

Dari pembahasan di atas dapatlah kita tarik sebuah kesimpulan bahwa komunisme adalah hal yang tidak lazim atau haram berdasarkan ayat yang telah disebutkan serta melirik dari berbagai tindakan infiltrasi dan bahaya laten yang mengintai.
Mengenai Islam adalah paham komunis dan ketuhanan dirasakan kurang tepat. Karena Islam bersumber dari Allah yang dibawa oleh Muhammad Rasulullah (Qur’an & Hadits) sedangkan komunisme hanyalah bersumber pada akal semata.
Konsep dasar untuk menghadapi paham dan gerakan komunis dalam segala bentuk manifestasinya adalah mengcounter komunis sebagai paham, sedangkan ideologi dengan Islam hanya sebagai diniyah yang totalitas dan universiil. Secara politis tidak memberikan hak hidupnya di Negara kita, secara fisik perlu ditingkatkan terus pengawasan dan pembinaan kepada orang-orang yang berindikasi komunis.
Sebagai umat Islam, hendaknya kita harus bangkit dengan menggali data-data ilmiah berdasarkan pada inspirasi kepada Al-Qur’an. Dalam menghadapi pengaruh komunis dalam hal bernegara, maka diperlukan penyajian aspirasi Al-Qur’an dengan segala seginya, sesuai dengan QS. AnNahl: 89 “ Dan ingatlah ketika hari Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas diri mereka sendiri dan kami datangkan Kamu (Muhammad) untuk menjadi saksi atas sleuruh umat manusia. Dan Kami turunkan padamu AlKitab(AlQur’an)untuk menjelaskan untuk menjelaskan sesuatu dan petunjuk bagi orang-orang yang berserah diri.
          Selain itu hendaknya sebagai umat yang mengaku muslim kita mengamalkan ajarannya secara kaffah agar tidak dinilai bahwa Islam agama yang sempit dan eksklusif. Sekian
Share this article :
 
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Faqih Muhammad - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger