SUkses BERwirausaha


ENTREPRENEUR
Jangan Mau Seumur Hidup Jadi Orang Gajian
Bagaimana Anda survive? Digaji
dengan angka tertentu, padahal bisa
 bekerja lebih baik dan lebih bernilai.
taukah , membangun usaha dimana
 Anda sendirilah yang mengukur berapa
yang harus Anda raih untuk usaha anda.

Sekarang marilah kita renungkan mengapa kami menganjurkan anda jangan mau seumur hidup jadi orang gajia. Bayangkan berapa gaji yang akan anda peroleh setiap bulannya. Berapa total setahunnya? Dan berapa anda digaji setiap jamnya? Juga renungkan apa yang akan anda lakukan dengan penghasilan sebesar itu? Apa yang dapat anda belanjakan setiap bulannya? Apakah tabungan anda setahun itu dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan anda dan keluarga?
Saya yakin tidak! Untuk lebih jelasnya anda dapat melihat perkiraan penghasilan anda pada table berikut ini.

Pendapatan Anda Per Bulan
Pendapatan Anda Per Tahun
Pendapatan Anda Per Jam
1,000,000
1,500,000
2,000.000
2,500.000
3,000,000
3,500,000
4,000,000
4,500,000
5,000,000
5,500,000
6,000,000
6,500,000
7,000,000
7,500,000
8,000,000
8,500,000
9,000,000
9,500,000
10,000,000
15,000,000
20,000,000
25,000,000
50,000,000
100,000,000
12,000,000
18,000,000
24,000,000
30,000,000
36,000,000
42,000,000
48,000,000
54,000,000
60,000,000
66,000,000
72,000,000
78,000,000
84,000,000
90,000,000
96,000,000
102,000,000
108,000,000
114,000,000
120,000,000
180,000,000
240,000,000
300,000,000
600,000,000
1,200,000,000
6,000
9,000
12,000
15,000
18,000
21,000
24,000
27,000
30,000
33,000
36,000
39,000
42,000
45,000
48,000
51,000
54,000
57,000
60,000
90,000
120,000
150,000
300,000
600,000


Pertanyaan selanjutnya. “dalam kelompok manakah anda berada? Saya sangat yakin hanya sedikit sekali diantara anda yang berada dalam kelompok Rp 10 juta ke atas setiap bulannya, alias hanya dibayar Rp60.000 untuk setiap jamnya.
Dengan penghasilan sebesar itu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan anda yang mendasar, seperti membeli rumah yang layak, kendaraan, asuransi kesehatan, dan lain sebagainya. Berapa tahun yang dibutuhkan?
Bagaimana seorang pegawai negeri dengan gaji yang pas-pasan atau karyawan swasta dengan kedudukan yang menengah dapat menjadi kaya? Jawabannya beragam, tapi setidaknya  ada lima jawaban yang dominan diberikan:
a.       Mendapat warisan
b.      Menikah dengan orang kaya
c.       Menang undian\
d.      Punya bisnis sampingan
e.       Korupsi

Dan anda dapat menebak sendiri kira-kira jawaban mana yang paling dominan.
Itulah sebabnya mengapa saya mengajak anda unutk tidak menjadi orang gajian seumur hidup. Lalu mengapa kita harus menjalankan bisnis kita sendiri?
Pemilik bisnis sukses akan mengatakan kepada anda bahwa mereka mempunyai kebebasan yang luar biasa. Mereka adalah para tuan atas diri sendiri. Di samping itu, mereka mengatakan, bahwa bekerja sendiri resikonya kurang ketimbang bekerja untuk orang lain.
Seorang profesor di Amerika pernah mengungkapkan pertanyaan berikut kepada kelompok enam puluh mahasiswa MBA yang bekerja sebagai eksekutif korporasi public:
Apa yang disebut resiko?”
“menjadi entrepreneur!” jawab seorang mahasiswa.
Teman-teman mahasiswanya setuju. Kemudian profesor tadi menjawab pertanyaannya sendiri dengan mengutip ucapan seorang entrepreneur:
“apa yang disebut resiko?” mempunyai satu sumber penghasilan. Karyawan menghadapi resiko…..mereka mempunyai satu sumber penghasilan. Bagaimna kalau entrepreneur yang menjual jasa menjaga rumah kepada majikan anda? Dia mempunyai ratusan pelanggan ….ratusan sumber penghasilan.”
Untuk menjadi pemilik bisnis. Anda perlu mempunyai kemauan yang kuat untuk bekerja sendiri. Bila anda tidak suka berada di luar lingkungan korporasi, entrepreneur mungkin bukan panggilan anda. Para pemilik bisnis paling sukses memiliki satu karekteristik yang sama: mereka semua suka pada apa yang mereka lakukan. Mereka semua bangga dengan “bekerja sendiri”.
Banyak diantara para entrepreneur sukses sebelumnya adalah karyawan di perusahaan tempatnya  bekerja kemudian sukses membangun usahanya sendiri. Baru-baru ini kami menjumpai seorang kawan yang baru satu tahun memulai bisnis jasa pelatihan. Sebelumnya ia bekerja sebagai manejer SDM pada bank terkemuka di Jakarta dengan gaji mendekati Rp. 10 juta perbulan. Dia mengetahui anggaran pelatihan untuk perusahaan tersebut besarnya 20 miliar rupiah setahun. Dengan semangat entrepreneur serta melihat peluang yang ada ia mengundurkan diri dan mempromosikan anak buah kepercayaanya sebagai penggantinya. Ia kemudian mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang pelatihan .
Dan, dapat anda tebak siapa pelanggan pertamanya? Dari siapa ia mendapatkan proyek tersebut? Ya! Pelanggan pertamanya, perusahaan tempatnya bekerja dulu, dan order itu datang dari orang kepercayaanya. Kalau sebelumnya penghasilannya Rp. 10 juta sebulan, sekarang hamper Rp. 20 miliar anggarang pelatihan bank tersebut masuk ke kocek perusahannya. Itulah entrepreneur.

JADILAH BOSS BAGI
 DIRI SENDIRI

MERENCANAKAN SENDIRI TARGET SUKSES ANDA. MENGARUNGI ALAM IDE DAN PERWUJUDANNYA. RASAKAN, INDAHNYA MEMPEROLEH DAMPAK TETES KERINGAT KREATIVITAS ANDA BUKAN ATAS INSTRUKSI SIAPA PUN

Valentino Dinsi. 2004. Jangan Mau Seumur Hidup Jadi Orang Gajian. Jakarta : LET’S GO Indonesia.



Faqih Muhammad
11102241006
PLS II A 2011


Masalah Pendidikan di Indonesia

Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan didalam mutu pendidikan. Baik pendidikan formal maupun informal. Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kita seharusnya dapat meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia di negara-negara lain. Setelah kita amati, nampak jelas bahwa masalah yang serius dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Dan hal itulah yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yang menghambat penyediaan sumber daya menusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang.
Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya. Adapun permasalahan khusus dalam dunia pendidikan yaitu:
(1). Rendahnya sarana fisik,
(2). Rendahnya kualitas guru,
(3). Rendahnya kesejahteraan guru,
(4). Rendahnya prestasi siswa,
(5). Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,
(6). Mahalnya biaya pendidikan.
* Rendahnya Kualitas Sarana Fisik
Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan sebagainya.
* Rendahnya Kualitas Guru
Keadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasny. Bukan itu saja, sebagian guru di Indonesia bahkan dinyatakan tidak layak mengajar. Kelayakan mengajar itu jelas berhubungan dengan tingkat pendidikan guru itu sendiri. Data Balitbang Depdiknas (1998) menunjukkan dari sekitar 1,2 juta guru SD/MI hanya 13,8% yang berpendidikan diploma D2-Kependidikan ke atas. Selain itu, dari sekitar 680.000 guru SLTP/MTs baru 38,8% yang berpendidikan diploma D3-Kependidikan ke atas. Di tingkat sekolah menengah, dari 337.503 guru, baru 57,8% yang memiliki pendidikan S1 ke atas. Di tingkat pendidikan tinggi, dari 181.544 dosen, baru 18,86% yang berpendidikan S2 ke atas (3,48% berpendidikan S3). Walaupun guru dan pengajar bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan pendidikan tetapi, pengajaran merupakan titik sentral pendidikan dan kualifikasi, sebagai cermin kualitas, tenaga pengajar memberikan andil sangat besar pada kualitas pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya.* Rendahnya Kesejahteraan Guru
Rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam membuat rendahnya kualitas pendidikan Indonesia. idealnya seorang guru menerima gaji bulanan serbesar Rp 3 juta rupiah. Sekarang, pendapatan rata-rata guru PNS per bulan sebesar Rp 1,5 juta. guru bantu Rp, 460 ribu, dan guru honorer di sekolah swasta rata-rata Rp 10 ribu per jam. Dengan pendapatan seperti itu, terang saja, banyak guru terpaksa melakukan pekerjaan sampingan. Ada yang mengajar lagi di sekolah lain, memberi les pada sore hari, menjadi tukang ojek, pedagang mie rebus, pedagang buku/LKS, pedagang pulsa ponsel.
* Rendahnya Prestasi Siswa
Dengan keadaan yang demikian itu (rendahnya sarana fisik, kualitas guru, dan kesejahteraan guru) pencapaian prestasi siswa pun menjadi tidak memuaskan. Sebagai misal pencapaian prestasi fisika dan matematika siswa Indonesia di dunia internasional sangat rendah.Anak-anak Indonesia ternyata hanya mampu menguasai 30% dari materi bacaan dan ternyata mereka sulit sekali menjawab soal-soal berbentuk uraian yang memerlukan penalaran. Hal ini mungkin karena mereka sangat terbiasa menghafal dan mengerjakan soal pilihan ganda.
* Kurangnya Pemerataan Kesempatan Pendidikan
Sementara itu layanan pendidikan usia dini masih sangat terbatas. Kegagalan pembinaan dalam usia dini nantinya tentu akan menghambat pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi pemerataan pendidikan yang tepat untuk mengatasi masalah ketidakmerataan tersebut.
* Mahalnya Biaya Pendidikan
Pendidikan bermutu itu mahal. Kalimat ini sering muncul untuk menjustifikasi mahalnya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Orang miskin tidak boleh sekolah. Pendidikan berkualitas memang tidak mungkin murah, atau tepatnya, tidak harus murah atau gratis. Tetapi persoalannya siapa yang seharusnya membayarnya? Pemerintahlah sebenarnya yang berkewajiban untuk menjamin setiap warganya memperoleh pendidikan dan menjamin akses masyarakat bawah untuk mendapatkan pendidikan bermutu. Akan tetapi, kenyataannya Pemerintah justru ingin berkilah dari tanggung jawab. Padahal keterbatasan dana tidak dapat dijadikan alasan bagi Pemerintah untuk ‘cuci tangan’.

Faqih Muhammad

Mari kita Senantiasa Bersyukur

Aku tak selalu mendapatkan apa yang kusukai, oleh kareana itu aku selalu menyukai apa pun yang aku dapat.
Kata-kata yang diatas merupahkan wujud syukur. Syukur merupahkan kualitas hati yang terpenting. Dengan bersyukur kita akan senantiasa diliputi rasa damai, tentram dan bahagia. Sebaliknya, perasaan tak bersyukur akan senantiasa membebani kita. Kita akan mersa kurang dan tak bahagia. Ada dua hal yang sering membuat kita tak bersyukur.
Pertama: kita sering memfokuskan diri pada yang kita inginkan, bukan pada apa yang kita miliki. Katakanlah anda sudah memiliki rumah, kendaraan, pekerjaan tetap dan pasangan yang terbaik. Tapi anda masih merasa kurang.
Pikiran anda dipenuhi berbagai target dan keinginan. Anda begitu teropsesi oleh rumah yang besar dan indah, mobil yang mewah, serta pekerjaan yang mendatangkan banyak uang . kita ingin ini dan itu. Bila tak mendapatkan kita terus memikirkannya. Tapi anehnya, walaupun sudah mendapatkan kita hanya menikmati kesenangan sesaat. Kita tetap tak puas, kita ingin yang lebih lagi. Jadi, betapapun banyak harta yang kita miliki kita tak pernah menjadi “KAYA” dalam arti yang sesungguhnya.
Mari kita luruskan pengertian kita tentang orang “kaya”. Orang yang kaya bukanlah orang yang memiliki banyak hal, tetapi orang dapat menikmati apapun yang mereka miliki. Tentu boleh-boleh saja kita memiliki keinginan tapi kita juga harus bisa menempatkan keinginan itu ditempat yang benar supaya tidak meganggu pikiran yang mempengaruhi ketentraman. Kita dapat mengubah ini dengan berfokus pada apa yang sudah kita miliki. Cobalah lihat disekeliling anda pikirkan yang anda miliki, dan syukurilah. Anda akan menikmati kenikmatan hidup.
Pusatkanlah perhatian anda pada sifat-sifat baik atasan, pasangan, dan orang-orang disekitar anda. Mereka akan menjadi lebih menyenangkan. Seorang pengarang pernah mengatakan, “menikahlah dengan orang yang dicintai, setelah itu cintailah orang yang ada nikahi.” Ini wujud rasa syukur.
Ada cerita menarik mengenai seorang kakek yang mengeluh karena tak dapat membeli sepatu, padahal sepatunya sudah lama rusak. Suatu sore ia melihat seseorang tak mempunyai kaki, tapi tetapceria. Saat itu juga si kakek berhenti mengeluh dan mulai bersyukur. Hal kedua yang sering membuat tak bersukur adalah kecenderungan membandingkan diri kita dengan orang lain kita merasa orang lain lebih beruntung. Kemana pun kita pergi selalu ada orang yang lebih pandai, lebih tampan, lebih cantik, lebih percaya diri, dan lebih kaya dari kita.
Rumput tetangga memang sering kelihatan lebih hijau dari rumput dipekarangan sendiri. Anda cerita menarik mengenai du pasien rumah sakit jiwa. Pasien pertama sedang duduk termenung sambil menggumam, “Lulu, Lulu.” Seorang pengunjung yang keheranan menanyakan masalah yang dihadapi orang ini. Si, dokter menjawab, “Orang ini jadi gila setelah cintanya ditolak oleh Lulu”. Sipengunjung mangut-mangut, tapi begitu lewat selain iya terkejut menglihat penghuninya terus menerus memukulkan kepalanya ditembok dan berteriak, “Lulu, Lulu”. Orang ini juga punya masalah dengan Lulu?? Tanyanya keheranan. Dokter kemudian menjawab, “Ya, dialah yang akirnya menikah dengan Lulu.”
Luqman adalah seorang yang diberikan hikmah/kebijaksanaan oleh Allah. Satu hikmahnya adalah untuk selalu bersyukur kepada Allah: “Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. [Luqman 12]
Hidup akan lebih bahagia kalau kita dapat menikmati apa yang kita miliki. Karena itu bersyukur merupahkan kualitas hati yang tertinggi. Tidak adalasan untuk tidak bersyukur… Marilah mensyukuri apa yang sudah kita miliki dan mudah-mudahan kita bisa mendapkan ketentraman, dan kebahagiaan Dunia Akhirat.
.
Semoga tulisan ini bermanfaat
            Yogyakarta, 5 Juni 2012




Share this article :
 

+ komentar + 5 komentar

May 31, 2012 at 9:04 PM

ini tulisan yang sangat bagus sebagai motivasi

June 19, 2012 at 10:30 PM

mosok yo tho???

June 20, 2012 at 6:42 PM

jelas,,,,blog mu ke ra jelas tulisne.,gnti warnane ora cocok ro bckground e.

July 2, 2012 at 3:49 AM

menarik sekali

July 2, 2012 at 11:40 AM

ohhhh jels,,,,,manteb bukan

Post a Comment
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Faqih Muhammad - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger