Dewasa
ini, banyak sekali terdapat faham-faham yang muncul di dunia ini
khususnya dalam bidang perekonomian yang kemudian berakar menjadi sebuah
sistem dari suatu Negara contohnya yaitu sistem kapitalis.
Faham
kapitalisme berasal dari Negara Inggris pada abad ke-19. faham
kapitalisme merambah ke dalam bidang perekonomian berawal (bersumber)
dari tulisan Adam Simth yang di dalamnya dijelaskan tentang
pemikiran-pemikiran tingkah laku ekonomi masyarakat. Lalu, berkembanglah
menjadi sistem ekonomi kemudian akhirnya mengakar menjadi sebuah
ideologi.
Dalam
bukunya Simth juga berpendapat bahwa kapitalis adalah “manusia
melakukan kegiatan ekonomi atas dasar dorongan kepentingan sendiri
(pribadi). Sedangkan menurut Milton H. spencer yang disebutkan dalam
bukunya bahwa kapitalisme merupakan sebuah sistem organisasi ekonomi
yang dicirikan oleh hak individu atas alat-alat produksi dan distribusi
serta pemanfaatannya untuk mencapai laba yang sebesar-besarnya.
Dalam
faham kapitalis banyak sekali sisi negatifnya jika diterapkan menjadi
sebuah sistem Negara akan membawa kesengsaraan pada Negara tersebut. Tetapi
selain mempunyai sisi negatifnya, kapitalis yang sebenarnya juga
mempunyai sisi positifnya di antaranya, terjaganya milik-milik pribadi
masyarakat, dan hak di dalam memiliki sesuatu yang memang sudah menjadi
haknya.
Sejarah Sistem Kapitalis
Pada
awal mulanya dunia tidak mengenal sistem ekonomi kapitalis, yang
dikenal hanya sistem ekonomi dari nenek moyangnya yang bersifat
tradisional. Dimana sistem ini mempunyai prinsip kekeluargaan sehingga
rasa tolong-menolong dan toleransi sangat dijunjung tinggi sehingga
membuat para pelaku ekonomi lebih memikirkan kesejahteraan dari pada
mengambil keuntungan semata.
Namun
setelah masuk abad ke 19, dunia mengalami perubahan yang sangat pesat
terutama dibidang industri, yaitu terjadinya revolusi industri yang
memicu lahirnya sistem ekonomi kapitalis. Pertumbuhan ekonomi yang pesat
tersebut juga diikuti dengan tingkat harga-harga yang bergerak relative
stabil.
Sistem
ekonomi yang kapitalis seperti ini ternyata tidak semulus pada awal
munculnya. Sistem ekonomi ini mulai menampakan kelemahan-kelemannya.
Sehingga pada tahun 1930-an, sistem ekonomi ini runtuh. Ekonomi
Negara-negara kapitalis mempunyai atau memiliki perekonomian yang
merosot. Penngangguran merajalela dimana-mana. Walaupun seperti itu,
para pakar ekonomi pada Negara-negara tersebut tidak tinggal diam,
mereka melakukan berbagai perbaikan-perbaikan pada sistem tersebut. Dan
akhirnya, sistem ekonomi tersebut kembali tegak sebagai kekuatan besar
yang mengatur perekonomian dunia.
Kemunculan
industri-industri besar di Eropa inilah, awal kekacauan di kalangan
negara-negara lain. Kemunculan industri-industri besar akan memberikan
efek yang sangat panjang dan luas. Akhirnya, sistem ekonomi ini telah
menjadi satu-satunya penguasa dunia. Kapitalisme telah menjadi gurita
besar yang tangan-tangannya telah membelit Negara-negara miskin dan
berkembang didunia ini yang terus menerus dihisap, dieksploitasi,
dikeruk dan dirampok kekayaannya.
Inilah
kenyataan yang diakibatkan dari sistem kapitalis. Yang pada awalnya
adalah adanya sistem ini untuk menciptakan keadilan dan kesejahteraan
ekonomi untuk kepentingan kehidupan bersama bagi seluruh penduduk bumi,
sekarang harus berubah menjadi “monster” yang menakutkan. Banyak
sekali akibat-akibat yang ditimbulkan dari adanya sistem kapitalis
khususnya pada Negara-negara miskin dan berkembang seperti Indonesia dan
Negara-negara lain di benua Afrika dan benua Asia .
Dampak-dampak yang di timbulkan di antaranya :
1. kebutuhan bahan baku yang besar.
Pada
dunia industri, kebutuhan bahan baku tidak pernah berhenti. Padahal,
Negara Eropa bukanlah Negara yang kaya akan sumber daya alam (SDA). Dari
sinilah mulainya penjajahan atas Negara Eropa kepada Negara-negara yang
memiliki sumber daya alam yang banyak.
2. kebutuhan untuk terus membesar.
Dalam
dunia ekonomi kapitalisme, tidak pernah dikenal kata cukup. Perusahaan
yang mereka miliki harus terus melakukan perluasan ke Negara-negara
lain.
3. kebutuhan untuk selalu menang
politik
ekonomi kapitalis adalah politik ekonomi persaingan bebas. Bagi
Negara-negara kapitalis, persaingan akan semakin mengkhawatirkan. Jika
persaingannya memiliki kekuatan untuk menjadi Negara industri yang makin
kuat. Karena sebab itu, mereka harus memiliki strategi agar tidak dapat
dikalahkan oleh yang lainnya. Beberapa strateginya adalah :
a. Dengan pemberian utang luar negeri (ULN).
b. Tidak akan melakukan proses alih tekhnologi
c. Dengan melakukan embargo ekonomi.
d. Dengan kekuatan militer.
Seperti
yang telah di jelaskan di atas, bahwa banyak sekali dampak-dampak
negative yang di timbulkan. Sistem kapitalis saat ini telah tersebar
hampir keseluruh pelosok Negara.. Walaupun tidak secara nyata, tetapi
nilai-nilai atau dasar pemikiran kapitalis sudah banyak dipakai oleh
negarnegara yang berasaskan demokrasi seperti Negara kita yaitu Negara
Indonesia .
Mengapa Negara Indonesia di sebut Negara demokrasi tetapi banyak mempunyai pemikiran kapitalisme?
Sudah
banyak fakta-fakta yang menunjukan bahwa pemikiran kapitalis sudah
menjamur pada sistem di Indonesia ini. Dan akibatnya banyak sekali
dampak-dampak negative yang di rasakan masyarakat Indonesia , di
antaranya :
a. Kekayaan menumpuk pada beberapa orang atau perusahaan tertentu.
b. Negara ini termasuk ke dalam cengkraman penjajahan ekonomi.
c. Pengangguran semakin meningkat.
d. Negara kehilangan sumber-sumber pendapatannya.
e. Konsumen terbebani oleh harga-harga yang melambung.
f. Sumber daya alam milik rakyat banyak dikuasai oleh pihak swasta, khususnya pihak asing.
g. Rakyat terhalang untuk memanfaatkan milik mereka.
Dengan
melihat banyaknya akibat-akibat negative yang di sebabkan oleh sistem
kapitalis jika diterapkan dalam sistem di suatu Negara, sudah dapat
disimpulkan bahwa itu tidak dibenarkan di dalam ajaran Islam. Karena di
dalam agama Islam sudah jelas bahwa di dalam membina pemerintahan, suatu
Negara harus memperhatikan kesejahteraan masyarakatnya.
Sedangkan
dalam faham kapitalis, sudah jelas bahwa masyarakat akan merasakan
kesengsaraan dan tidak akan terbangun keseimbangan dalam sistem
perekonomian pada Negara tersebut. Dan jika di suatu Negara pada sistem
perekonomiannya sudah tidak bisa mensejahterakan masyarakatnya maka ada
kemungkinan di Negara tersebut telah mengalami kemunduran.
Untuk
mennghadapi penjajahan ekonomi kapitalis seperti diatas, tentu tidak
bisa dengan solusi yang setengah-setengah. Dan tidak mungkin juga
menggunakan solusi-solusi yang hanya berasal dari teori-teori ekonomi
konvensional, yang hakikatnya merupakan teori ekonomi yang sudah masuk
dalam wilayah ideology kapitalisme itu sendiri.
Sedangkan
saat ini yang sedang dibutuhkan adalah solusi alternative dan yang
tidak terpengaruh oleh ideology kapitalisme saat ini. Solusi alternative
tersebut adalah solusi yang bersumber dari Islam itu sendiri. Sistem
ekonomi Islam merupakan sistem yang tidak memihak apakah Negara yang
dominant dalam menguasai factor-faktor produksi atau diserahkan semuanya
kepada individu dan swasta?
Sistem
ekonomi Islam memiliki pandangan bahwa seluruh harta yang ada di dunia
ini sesungguhnya milik Allah, berdasarkan firman Allah yang berarti
:“dan berikanlah kepada mereka sebagian dari harta Allah yang
dikaruniakannya kepadamu” (QS. An-Nur: 33)
Dari
ayat tersebut dapat difahami bahwa harta yang diberikan Allah kepada
manusia adalah merupakan pemberian dari Allah yang dikuasakan kepadanya.
Penguasaan ini berlaku umum bagi semua manusia. Semua manusia mempunyai
hak kepemilikan, tetapi bukan kepemilikan yang sebenarnya.
Oleh
sebab itu, menurut Islam harta itu seharusnya hanya bisa dimiliki,
dimanfaatkan, dikembangkan, dan didistribusikan secara sah sasuai dengan
yang di perintahkan oleh Allah. Dan dapat disimpulkan bahwa sistem
ekonomi Islam dapat dicakup dalam tiga buah yang utama, yaitu :
1. Kepemilikan (al-Milkiyah)
2. Pemanfaatan dan pengembangan kepemilikan (al-tasharuf al-milikiyah)
3. Distribusi harta kekayaan ditengah-tengah manusia (tauzi’ tsarwah bayna an-nas)
Dalam
bidang fiscal, Islam juga telah mengaturnya. Jika didalam ekonomi
kapitalis menjadikan sumber utama penerimaan negaranya adalah dari
pajak. Sedangakan dalam Islam sumber-sumber penerimaan Negara untuk kas
Baitul Mal (sejenis APBN) ada tiga sumber, yaitu :
a. Dari sector kepemilikan individu, seperti : shodaqah, hibah, zakat, dsb
b. Dari sector kepemilikan umum, seperti : pertambangan, minyak bumi, gas dan kehutanan
c. Dari sector kepemilikan Negara, seperti : jizyah, kharaj, ghanimah, fa’I, dsb
Kesimpulan
Sehebat
apapun sebuah sistem, tetapi jika pengelolanya tidak amanah, maka
sistem tersebut akan hancur. Dalam sistem Negara yang bercorak
sekularistik seperti di Indonesia ini, yaitu ketika agama dipisahkan
dari pengaturan kenegaraan, akan menyebabakan hubungan dengan syari’at
hanya sebagai aktifitas ibadah ritual saja.
Sedangkan ketika mengelola Negara maka
hubungan dengan syari’at menjadi lemah, bahkan tidak ada sama sekali.
Hal inilah yang membuat atau menjadi sumber terjadinya perpecahan di
dalam suatu Negara.Jadi, jika suatu Negara ingin mencapai kemakmuran,
terlebih dahulu membenahi sistem yang dipakai saat itu. Jika sistemnya
sudah sempurna dan diterapkan juga dengan sempurna maka Negara tersebut
akan merasakan kemakmuran dan kesejahteraan pada masyarakatnya.
Dan
salah satu sistem yang menurut saya dapat dijadikan pijakan didalam
mengatur pemerintahan dalam suatu Negara adalah dengan mengambil
nilai-nilai atau cara-cara yang ditawarkan atau diterapkan dalam agama
Islam. Tetapi tidak harus merubah secara keseluruhan dengan mengikuti
secara penuh apa yang diterapkan pada Negara yang berasakan Islam.
Khususnya pada Negara Indonesia , kita cukup mengambil nilai-nilai atau
cara-cara yang dapat memajukan pemerintahan di Negara Indonesia ini.